TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah kota London mendeklarasikan status darurat (Insiden Besar). Hal itu menyusul terus memburuknya pandemi di sana pasca terdeteksinya varian baru COVID-19. Saking buruknya, Wali Kota London Sadiq Khan sampai menyatakan rumah sakit di sana tidak akan mampu menampung pasien lagi dalam beberapa pekan ke depan.
"Penyebaran virus tidak terkendali...Kami mendeklarasikan status Insiden Besar karena ancaman virus COVID-19 ini membuat kota dalam kondisi kritis," ujar Sadiq Khan, dikutip dari kantor berita Reuters, Sabtu, 9 Januari 2021.
Status Insiden Besar, biasanya, digunakan apabila kota dalam teror atau bencana besar. Umumnya, hal itu meliputi serangan atau bencana yang sangat berbahaya, menimbulkan kerusakan, mengganggu kehidupan, dan mengancam nyawa serta kesejahteraan manusia.
Terakhir kali London mengaktifkan status Insiden besar, hal itu terjadi empat tahun lalu. Saat itu, bangunan Grenfell Tower mengalam kebakaran besar di kawasan padat penduduk. Kurang lebih 72 orang meninggal dalam peristiwa itu.
Situasi Pandemi COVID-19 di London kali ini, menurut Sadiq Khan, masuk dalam kategori Insiden Besar. Sebab, di beberapa bagian London, 1 dari 20 orang pasti positif COVID-19.
Di sisi lain, layanan ambulan melayani kurang lebih 9000 panggilan darurat per harinya. Sadiq Khan berkata, situasi itu memaksa dirinya untuk mengalihkan sebagian personil Pemadam Kebakaran dan Kepolisian untuk membantu mengoperasikan ambulans. Tenaga medis yang biasanya bertugas sudah kelimpungan.
Per berita ini ditulis, Inggris mencatat 2,8 juta kasus dan 78 ribu kematian akibat COVID-19. Angka kematian tersebut adalah yang tertinggi di benua Eropa.
Untuk menekan angka kasus dan kematian, lockdown nasional telah ditetapkan di Inggris. Selain itu, vaksinasi COVID-19 digencarkan pasca pengesahan vaksin Pfizer, AstraZeneca, dan Moderna. Namun, ada kekhawatiran dari Pemerintah Inggris bahwa varian baru COVID-19 tidak akan terpengaruh vaksin yang ada.
"Ada kekhawatiran soal itu di antara para ilmuwan kami," ujar Menteri Perhubungan Grant Shapps.
Pfizer, sejauh ini, memastikan vaksin mereka bisa menangani varian baru COVID-19. Namun, mereka memastikan pengkajian terhadap virus yang 70 persen lebih cepat menyebar tersebut tetap berlangsung.
ISTMAN MP | REUTERS