TEMPO.CO, Jakarta - Setelah berbulan-bulan mengklaim dirinya telah dicurangi di Pilpres Amerika, Presiden Donald Trump akhirnya mengakui dirinya tidak akan memimpin dua periode. Hal itu ia sampaikan via rekeman video yang diunggah usai insiden kerusuhan US Capitol yang dipicu para pendukungnya.
Lucunya, Donald Trump tidak memberikan selamat kepada Presiden Amerika Terpilih Joe Biden dalam video tersebut. Ia hanya menyampaikan bahwa dirinya tidak akan menjabat lagi dan proses transisi pemerintahan telah berlangsung.
"Administrasi baru akan dilantik pada 20 Januari 2021 nanti. Fokus saya saat ini adalah menjamin transisi berjalan dengan mulus dan sesuai peraturan yang berlaku," ujarnya, dikutip dari CNN, Jumat, 8 Januari 2021.
Pengakuan tersebut bukan yang pertama dari Donald Trump. Pengakuan serupa pernah ia lakukan tahun lalu, tak lama setelah Badan Layanan Umum memberi lampu hijau kepada Joe Biden untuk melakukan transisi pemerintahan. Badan Layanan Umum, perlu diketahui, adalah lembaga yang memfasilitasi pemindahan wewenang dari satu administrasi ke administrasi berikutnya.
Sama seperti pernyataannya yang terbaru, Donald Trump juga tidak terang-terangan mengakui Joe Biden sebagai pemenang Pilpres Amerika pada pernyataan sebelumnya. Saat itu, ia hanya menyatakan akan meminta perangkat pemerintahannya untuk kooperatif dengan proses transisi. Setelah itu, ia tetap lanjut mengupayakan perubahan hasil Pilpres Amerika.
Baca Juga:
Sekarang, tinggal 13 hari lagi sisa masa pemerintahan Donald Trump. Ia sekarang menjadi sorotan akan berbagai hal mulai dari upaya paksa mengubah hasil Pilpres Amerika hingga terlibat dalam kerusuhan US Capitol. Para demonstran yang menyerbu gedung Kongres AS itu adalah para pendukungnya.
Atas kejadian itu, kubu Demokrat mengupayakan pemakzulan Donald Trump. Hal itu menjadi upaya kedua. Salah seorang pejabat Gedung Putih, yang enggan disebutkan namanya, menduga video pengakuan Donald Trump adalah upayanya untuk meredam tekanan ke dirinya.
"Saya rasa video itu hanya dibuat karena banyak pejabat seniornya memutuskan untuk mundur. Di sisi lain, ancaman pemakzulan begitu nyata," ujarnya. Per berita ini ditulis, 12 pejabat Donald Trump memutuskan mundur dan dua di antaranya adalah menteri.
"Pesan seperti itu seharusnya disampaikan di hari berakhirnya Pilpres Amerika, bukan sehabis ada orang yang meninggal," ujar pejabat itu menambahkan. Dalam insiden kerusuhan US Capitol, lima orang dinyatakan tewas.
ISTMAN MP | CNN