TEMPO.CO, Jakarta - Sinovac telah menjual 300 juta lebih dosis vaksin CoronaVac ke berbagai negara, yang mayoritas negara miskin dan berkembang, menurut New York Times.
Cina akan memasok negara berkembang dengan vaksin Covid-19, dalam upaya untuk memposisikan dirinya sebagai pemimpin dalam diplomasi kesehatan setelah kegagalannya pada hari-hari awal wabah.
Cina juga ingin meningkatkan kredensial dalam sains dengan menjadi pemain utama dalam bisnis vaksin global dan telah memulai kampanye vaksinasi agresif di dalam negeri, meski vaksin belum mendapat persetujuan regulator, dengan tujuan menginokulasi 50 juta orang pada pertengahan bulan depan, dikutip dari New York Times, 8 Januari 2021.
Cina juga telah mengembangkan rencana distribusi luar negeri untuk ekspor, mengarahkan maskapai penerbangan untuk menyimpan lemari es dan es kering.
Negara-negara Eropa dan Amerika Serikat, dan negara kaya lain, telah membeli vaksin corona dari Pfizer dan Moderna. Tetapi Cina akan mengisi celah yang diabaikan pesaingnya dengan mengekspor vaksin dalam negeri.
Dalam beberapa bulan terakhir, perusahaan Cina telah menandatangani perjanjian dengan setidaknya 15 negara dan wilayah, memberikan akses awal untuk dosis CoronaVac. Vaksin Sinovac telah diluncurkan di Uni Emirat Arab dan Bahrain setelah disetujui untuk penggunaan darurat.
Banyak dari pelanggan awal mereka adalah pemerintah yang bekerja sama dalam uji coba fase 3 tahap akhir. Brasil memiliki sekitar 10,8 juta dosis vaksin dan bermaksud untuk mulai memproduksinya secara lokal, dan Indonesia serta Turki telah menerima pengiriman vaksin Sinovac. Sinovac mengatakan mampu menghasilkan 600 juta dosis tahun ini.
Petugas menunjukan contoh vaksin Covid-19 Sinovac dan Bio Farma di pusat produksi, pengemasan, dan distribusi vaksin Covid-19 Bio Farma Bandung, Jawa Barat, 7 Januari 2021. TEMPO/Prima Mulia
Pada 7 Januari, periset Brasil mengatakan vaksin Sinovac efektif 78 persen selama uji coba di Brasil, Reuters melaporkan. Namun, laporan uji coba Sinovac dipertanyakan karena sedikitnya rincian data yang dipaparkan.
Direktur pusat biomedis Brasil, Butantan, mitra penelitian dan produksi Sinovac yang melakukan uji coba CoronaVac di Brasil, mengatakan hasil rinci sedang diserahkan ke regulator kesehatan Anvisa sebagai bagian dari permintaan penggunaan darurat vaksin.
Meskipun kemanjuran CoronaVac kurang dari 95% tingkat keberhasilan vaksin dari Moderna Inc atau Pfizer Inc dengan mitra BioNTech SE, vaksin Sinovac lebih mudah untuk diangkut dan dapat disimpan pada suhu lemari es normal.
Tingkat kemanjuran 78% juga jauh di atas ambang batas minimal 50% hingga 60% yang ditetapkan oleh otoritas kesehatan global untuk vaksin yang dikembangkan pada awal pandemi, mengingat kebutuhan yang mendesak.
Moderna dan Pfizer/BioNTech merilis hasil rinci uji coba tahap akhir tahun lalu, sebelum menerima otorisasi penggunaan darurat di Amerika Serikat dan tempat lain.
Direktur Institut Butantan, Dimas Covas, mengatakan pada konferensi pers bahwa data lengkap CoronaVac akan dirilis dalam publikasi ilmiah yang tidak ditentukan, tetapi tidak memberikan garis waktu rilis.
Sedikitnya data tentang pengungkapan dari studi CoronaVac global telah menimbulkan kekhawatiran tentang transparansi uji coba, yang tidak terjawab oleh konferensi pers Butantan.
"Itu tidak jelas atau transparan," kata Denise Garrett, seorang ahli epidemiologi yang bekerja 23 tahun di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, dikutip dari Reuters.
"Mereka mempresentasikan hasil sekunder dalam mencegah kasus ringan, kasus serius dan rawat inap, tetapi bukan kemanjuran dalam mencegah penyakit," ujar Garrett.
Pengungkapan sebagian oleh Butantan, yang telah menunda pengumumannya tiga kali, menambah skeptisisme tentang vaksin Cina di Brasil. Hampir setengah dari orang Brasil mengatakan mereka tidak akan menggunakan vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Cina, menurut jajak pendapat Desember.
Presiden Brasil Jair Bolsonaro telah menyatakan penghinaan terhadap vaksin Sinovac, dengan alasan keraguan tentang "asalnya". Dia telah berseteru dengan saingan politik Joao Doria, gubernur Sao Paulo, yang mendanai uji coba dan produksi tembakan.
Namun, Menteri Kesehatan Eduardo Pazuello mengatakan pada hari Kamis bahwa pemerintah federal akan membeli CoronaVac produksi penuh Butantan tahun ini, mendekati kesepakatan untuk membeli 100 juta dosis untuk program imunisasi nasional.
Berdasarkan teknologi vaksin tradisional yang menggunakan virus corona yang tidak aktif untuk memicu respons kekebalan, CoronaVac dapat disimpan dalam suhu 2-8 derajat Celcius dan dapat tetap stabil hingga tiga tahun.
Vaksin Pfizer/BioNTech dan Moderna menggunakan teknologi RNA messenger sintetis (mRNA) baru, yang membutuhkan suhu yang jauh lebih dingin untuk pengiriman dan penyimpanan. Vaksin Pfizer/BioNTech harus disimpan pada suhu sub-Arktik, menjadikan vaksin corona ini pilihan yang tidak efektif untuk negara miskin dan menengah tanpa peralatan penyimpanan dingin yang diperlukan.
NEW YORK TIMES | REUTERS
Sumber:
https://www.nytimes.com/2021/01/07/business/china-coronavirus-vaccine-sinovac.html
https://www.reuters.com/article/health-coronavirus-brazil-sinovac/sinovac-vaccine-78-effective-in-brazil-trial-experts-call-for-more-details-idINKBN29C1W5