TEMPO.CO, - Organisasi Amnesty International meminta Israel memberikan dosis vaksin virus corona kepada warga Palestina yang ada di Tepi Barat dan Gaza. Mereka mengatakan negara Israel wajib melakukannya di bawah hukum internasional.
"Berhenti mengabaikan kewajiban internasionalnya. Sebagai kekuatan pendudukan, segera bertindak untuk memastikan bahwa vaksin Covid-19 diberikan secara setara dan adil kepada warga Palestina yang tinggal di bawah pendudukannya di Tepi Barat dan Jalur Gaza," bunyi pernyataan resmi Amnesty dikutip dari Arab News, Rabu, 6 Januari 2021.
Ada 2,8 juta warga Palestina yang tinggal di Tepi Barat. Otoritas Palestina belum secara terbuka meminta bantuan Israel dalam pengadaan vaksin Covid-19.
Sementara organisasi Hamas, yang mengontrol Jalur Gaza, tempat sekitar 2 juta warga Palestina tinggal, tidak mungkin untuk berkoordinasi secara terbuka dengan Israel dalam upaya vaksinasi.
Otoritas Palestina mengatakan warga Palestina di Tepi Barat dan Gaza akan divaksinasi melalui program Covax yang didukung PBB. Mereka memperkirakan akan menerima dosis vaksin pertamanya bulan depan melalui Covax.
Mereka juga melakukan kontak dengan Pfizer-BioNTech namun butuh perjuangan untuk menyimpan vaksin mereka sesuai suhu yang ditentukan.
Adapun Israel mulai menginokulasi warganya, termasuk pemukim Israel di Tepi Barat, pada 19 Desember, dimulai dengan pekerja medis dan warga usia 60 tahun ke atas. Sejauh ini mereka telah menyuntik lebih dari satu juta orang.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Sabtu bahwa dia berharap dalam sebulan 2,25 juta orang Israel atau seperempat dari populasi akan menerima dua suntikan vaksin Pfizer-BioNTech yang diperlukan untuk efek optimal.
Hingga Selasa, kementerian kesehatan Israel telah mengkonfirmasi 451 ribu kasus virus sejak wabah pandemi, dengan lebih dari 3.400 kematian. Sedangkan Kementerian kesehatan Palestina telah mengkonfirmasi lebih dari 100 ribu kasus di Tepi Barat, termasuk 1.100 kematian.
Di Gaza, ada 43.134 kasus, dengan 404 korban jiwa.
ARAB NEWS
https://www.arabnews.com/node/1788151/middle-east