TEMPO.CO, Jakarta - Forum dark web menawarkan vaksin Covid-19 palsu di samping kokain, obat bius, dan uang palsu, ketika program vaksinasi di Amerika Serikat terlambat dari target awal.
Unggahan di dark web menunjukkan foto stok vaksin dan menawarkan sebotol vaksin seharga US$ 500 (Rp 7 juta) dan US$ 1.000 (Rp 14 juta), atau setara dengan Bitcoin.
Di unggahan dark web lainnya, seorang penjual yang mengaku dari "Institut Sains Wuhan" menawarkan vaksin Covid-19 sebagai imbalan atas sumbangan, dan meminta pembeli untuk memberikan riwayat kesehatan mereka.
Di Telegram, beberapa kanal mengklaim menawarkan vaksin Covid-19, disertai gambar stok. Seorang pengguna menawarkan vaksin Moderna Inc seharga US$ 180 (Rp 2,5 juta), dan mengklaim bahwa vaksin dari Pfizer Inc dan BioNTech SE dapat diperoleh dengan harga US$ 150 (Rp 2 juta) dan vaksin AstraZeneca seharga US$ 110 (Rp 1,5 juta) per botol.
Ditanya bagaimana vaksin akan dikirim, pembuat akun tersebut mengatakan bahwa mereka diangkut dalam "paket suhu yang diatur" dan kantong es dalam beberapa hari, atau semalam dengan biaya tambahan.
Seorang pekerja medis menunjukkan vaksin Covid-19 Pfizer yang akan diberikan pada perawat Sandra Lindsay dan yang akan menerima dosis kedua di Long Island Jewish Medical Center di daerah Queens, New. York City, AS, 4 Januari 2021. REUTERS/Shannon Stapleton/Pool
Vaksin COVID-19 yang sah dan asli, terutama produksi Pfizer/BioNTech, harus dikontrol suhu agar tetap efektif. Produsen vaksin melengkapi pengiriman dengan pelacak suhu untuk memastikan pengiriman bersuhu dingin. Pengiriman dan distribusi vaksin juga dikontrol dengan ketat oleh petugas dan akan diberikan tanpa biaya.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) di situs web-nya mengatakan vaksin Covid-19 gratis untuk rakyat Amerika Serikat. Namun, penyedia vaksinasi dapat mengenakan biaya administrasi untuk memberikan suntikan kepada seseorang.
Amerika Serikat sejauh ini telah mengizinkan dua vaksin Covid-19 untuk penggunaan darurat, yakni vaksin dari Pfizer/BioNTech dan Moderna. Uni Eropa hingga saat ini telah mengesahkan vaksin Pfizer/BioNTech dan diharapkan untuk mengesahkan vaksin Moderna minggu ini.
Inggris telah mengizinkan keduanya dan baru saja menambahkan vaksin yang dikembangkan oleh Universitas Oxford dengan AstraZeneca.
Ditanya tentang penipuan vaksin, Pfizer mengatakan telah mengambil langkah-langkah cermat untuk mengurangi risiko pemalsuan dan melacak tren dengan sangat hati-hati.
"Pasien tidak boleh mencoba untuk mendapatkan vaksin secara online, tidak ada vaksin resmi yang dijual secara online, dan hanya mendapatkan vaksinasi di pusat vaksinasi bersertifikat atau oleh penyedia layanan kesehatan bersertifikat," kata juru bicara Pfizer.
Sementara Moderna mengarahkan ke Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (HHS) AS untuk menanggapi penipuan vaksin. AstraZeneca tidak menanggapi permintaan komentar.
HHS, FBI, dan Departemen Kehakiman AS telah mengimbau masyarakat untuk melaporkan penipuan vaksin Covid-19, termasuk orang-orang yang meminta pembayaran langsung untuk vaksin corona dan iklan vaksin online.
Sumber:
https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-vaccine-scams/a-covid-19-shot-for-150-online-scams-surge-as-slow-vaccine-rollout-frustrates-idUSKBN29A19Z?il=0
https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/vaccines/faq.html