Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Vaksin COVID-19 Buatan India Diragukan Kelompok Oposisi

image-gnews
Vaksin Covid-19 AstraZeneca. REUTERS/Dado Ruvic
Vaksin Covid-19 AstraZeneca. REUTERS/Dado Ruvic
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - India menambah jumlah vaksin COVID-19 yang mereka sahkan. Setelah mengesahkan vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca dan Universitas Oxford pada pekan lalu, sekarang India mengesahkan vaksin lokal bernama Covaxin buatan Bharat Biotech.

"Vaksin buatan AstraZeneca dan Bharat Biotech disetujui untuk penggunaan darurat. Setiap warga akan menerima dua suntikan vaksin COVID-19," ujar Kepala Badan Regulator Obat-obatan India, Somani, dikutipi dari kantor berita Reuters, Senin, 4 Januari 2021.

Pengesahan kedua vaksin COVID-19 tersebut secara resmi jmemulai periode vaksinasi oleh Pemerintah India. Pemerintah India menargetkan vaksinasi COVID-19 dimulai paling cepat pada pekan ini. Bahkan, latihan vaksinasi COVID-19 pun sudah digelar pekan lalu untuk memastikan petugas medis dan warga memahami prosedurnya.

Untuk jumlah vaksinasi, pemerintah India memasang target 300 juta orang. Pemerintah India ingin target itu tercapai pada Agustus nanti dengan pelayan publik dan lansia sebagai kelompok masyarakat yang didahulukan. Produsen vaksin COVID-19 sudah dihubungi untuk memastikan suplai tetap lancar hingga target terwujud.

Somani melanjutkan, kedua vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca dan Bharat disahkan karena uji klinis sudah membuktikan keduanya aman. Ia mengklaim keduanya aman 100 persen dengan efek samping yang ditimbulkan tidak berbahaya. Adapun vaksin COVID-19 berikutnya yang akan segera menyusul adalah produk buatan Pfizer dan BioNTech yang sudah lebih dulu disahkan di berbagai negara

"Vaksin (AstraZeneca dan Bharat) 100 persen aman. Efek samping seperti demam ringan, sakit, dan alergi adalah hal yang umum ada pada vaksin apapun," ujar Somani.

Tidak semua percaya dengan klaim tersebut, terutama soal Covaxin buatan Bharat. Kelompok oposisi mempertanyakan efektivitasnya. Penyebabnya, pemerintah India tidak pernah mempublikan data uji efikasi vaksin terkait. Apalagi, tahun lalu, Bharat menyampaikan bahwa Covaxin akan siap pakai pada kuartal kedua 2021 alias pengesahan kali ini dipercepat. 

"Pengesahan ini prematur dan bisa menjadi langkah berbahaya. Menurut saya sebaiknya India bertahan dulu dengan AstraZeneca," ujar mantan Menteri Tanaga Kerja Shashi Tharoor.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bharat, per berita ini ditulis, enggan mengungkapkan hasil uji efikasinya selain klaim bahwa vaksin mereka aman, efektif, dan sudah dipesan setidaknya oleh 10 negara. 

"Target kami adalah menyediakan vaksin COVID-19 untuk kebutuhan global. Covaxin telah menunjukkan keamanan yang sempurna dan efek immun yang bagus," ujar Chairman Bharat Biotech, Krishna Ella. 

Salah seorang sumber Reuters, yang enggan mengungkapkan identitasnya, mengatakan bahwa efektvitas Covaxin lebih rendah dibanding AstraZeneca maupun Pfizer. Efektivitasnya dilaporkan di angka 60 persen untuk pemakain dua dosis. Sebagai pembanding, efektivitas Pfizer dan AstraZeneca berada di level 90 persen dan 70 persen. 

Terlepas dari keraguan yang ada, Perdana Menteri India Narenda Modi mengungkapkan kebanggaannya atas pengesahan kedua vaksin COVID-19 terkait. Menurutnya, pengesahan itu akan berperan besar untuk memulihkan kehidupan dan perekonomian India yang terdampak COVID-19.

"Warga India akan bangga bahwa vaksin COVID-19 yang telah disahkan untuk penggunaan darurat dibuat di India," ujar Narendra Modi yang mengklaimnya sebagai bukti India mampu swasembada vaksin.

Per berita ini ditulis, India berada di urutan kedua negara paling terdampak COVID-19. Mereka mencatatkan 10,3 juta kasus dan 149 ribu kematian. 

ISTMAN MP | AL JAZEERA

https://www.aljazeera.com/news/2021/1/3/india-approves-astrazeneca-oxford-domestic-coronavirus

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Setelah Sebut Umat Islam 'Penyusup', Narendra Modi Serang Oposisi Pro-Muslim

1 hari lalu

Para pendukung Partai Bharatiya Janata (BJP) merayakan kemenangan dengan mengibarkan bendera partai setelah mengetahui hasil hitung cepat pemilu India di Ahmedabad, India, 23 Mei 2019. [REUTERS / Amit Dave]
Setelah Sebut Umat Islam 'Penyusup', Narendra Modi Serang Oposisi Pro-Muslim

PM India Narendra Modi dan partai nasionalis Hindu yang dipimpinnya mulai menyerang lawan-lawan oposisi untuk memperkuat basis garis kerasnya.


Apa Itu Deepfake? Mengenali Kecenderungan Bahayanya

1 hari lalu

Ilustrasi artificial intelligence (AI). (Antara/Pixabay)
Apa Itu Deepfake? Mengenali Kecenderungan Bahayanya

Deepfake video palsu yang dibuat menggunakan perangkat lunak digital


Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

1 hari lalu

Ilustrasi ular dari keluarga MadtsoiidaeNewscientist.com/dimodifikasi dari nixillustration.com
Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

Para penelitinya memperkirakan kalau ular tersebut dahulunya memiliki panjang hingga 15 meter.


Kongres India Minta Narendra Modi Ditindak atas Komentarnya tentang Umat Islam

2 hari lalu

Perdana Menteri India Narendra Modi menyampaikan pidato saat menghadiri kampanye pemilu di Bengaluru, Karnataka, India, 20 April 2024. REUTERS/Navesh Chitrakar
Kongres India Minta Narendra Modi Ditindak atas Komentarnya tentang Umat Islam

Narendra Modi menyebut umat Islam sebagai "penyusup" dalam pidato kampanyenya sehingga memicu kecaman luas dari kelompok oposisi.


Video Deepfake Aktor Bollywood Kritik Narendra Modi Tersebar selama Masa Pemilu India

2 hari lalu

Pendukung Perdana Menteri India Narendra Modi mengenakan masker yang menutupi wajahnya, saat mereka menghadiri kampanye pemilu di Meerut, India, 31 Maret 2024. REUTERS/Anushree Fadnavis
Video Deepfake Aktor Bollywood Kritik Narendra Modi Tersebar selama Masa Pemilu India

Beberapa video deepfake tersebar selama masa pemilu India, menampilkan dua aktor Bollywood papan atas yang tampak mengkritik Perdana Menteri Narendra Modi.


Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

3 hari lalu

Gambar mikroskop elektron pemindaian ini menunjukkan SARS-CoV-2 (obyek bulat biru), juga dikenal sebagai novel coronavirus, virus yang menyebabkan Covid-19, muncul dari permukaan sel yang dikultur di laboratorium yang diisolasi dari pasien di AS. [NIAID-RML / Handout melalui REUTERS]
Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.


Pemilu India Dimulai, Narendra Modi Incar Masa Jabatan Ketiga yang Bersejarah

6 hari lalu

Seorang pria memberikan suaranya di tempat pemungutan suara di desa Nongriat, selama tahap pertama pemilu, di Shillong di negara bagian Meghalaya, India, 19 April 2024. REUTERS/Adnan Abidi
Pemilu India Dimulai, Narendra Modi Incar Masa Jabatan Ketiga yang Bersejarah

Jika menang, Narendra Modi akan menjadi perdana menteri kedua yang terpilih tiga kali berturut-turut, setelah Jawaharlal Nehru.


Rumah Aktor Bollywood Salman Khan Diberondong Peluru Gangster, Sebelumnya Terima Ancaman Pembunuhan

6 hari lalu

Salman Khan. AP
Rumah Aktor Bollywood Salman Khan Diberondong Peluru Gangster, Sebelumnya Terima Ancaman Pembunuhan

Dua lelaki memberondong rumah aktor India Salman Khan di daerah Mumbai Bandra, belum lama ini. Bintang Bollywood ini pernah dapat ancaman pembunuhan.


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

6 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa


KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

6 hari lalu

Bupati Muna (nonaktif), Muhammad Rusman Emba, menjalani pemeriksaan lanjutan, di gedung KPK, Jakarta, Jumat, 19 Januari 2024. Muhammad Rusman, diperiksa sebagai tersangka dalam pengembangan penyidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi pemberian hadiah atau janji terkait pengajuan Dana Pemulihan Ekonomi Nasional daerah Kabupaten Muna Tahun 2021 - 2022 di Kementerian Dalam Negeri. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.