TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 100 orang tewas dalam serangan di dua desa pada Sabtu, 2 Januari 2020 di wilayah barat Nigeria. Perdana Menteri Nigeria Brigi Rafini mengatakan serangan ini adalah salah satu yang mematikan dalam sejarah negara itu.
Rafini mengumumkan berita duka itu dengan disiarkan televisi nasional paa Minggu, 3 Januari 2020 dari lokasi kejadian, yang berbatasan dengan Mali. Dalam pernyataan itu, tidak disebutkan siapa yang harus bertanggung jawab atas kejadian itu.
Lokasi pemakaman di barat Niger. REUTRES
Sumber di keamanan Nigeria pada Sabtu, 2 Januari 2020 mengatakan setidaknya 70 warga sipil tewas terbunuh dalam penggerebekan yang dilakukan serentak. Kelompok radikal di dua desa itu, yakni Tchombangou dan Zaroumdareye di duga dalang dari serangan ini.
Masyarakat Nigeria menderita akibat serangan-serangan yang dilakukan oleh militan yang terkait dengan al-Qaeda dan Islamic State (ISIS) dekat wilayah perbatasan Mali dan Burkina Faso. Kekerasan telah menjadi krisis keamanan di wilayah Sahel, Afrika Barat. Kondisi ini membuat Prancis yang telah menerjunkan pasukan dan sumber daya ke sana, tak habis fikir.
Kekerasan juga terjadi antar komunitas etnis di Nigeria, yang dipicu oleh kelompok militant garis keras dan kompetisi memperebutkan sumber daya.
Serangan pada Sabtu kemarin, 2 Januari 2020, terjadi persis saat diumumkan hasil pemilu Nigeria putaran pertama oleh Komisi Pemilihan Umum. Pemilu ini untuk mencari pengganti Presiden Nigeria Mahamadou Issoufou, yang mengundurkan diri setelah 10 tahun berkuasa.
Kandidat dari partai berkuasa di Nigeria, Mohamed Bazoum, berada di urutan pertama dalam pemilu tersebut. Pada Minggu, 3 Januari 2020, Bazoum mengucapkan belasungkawa atas tewasnya hampir 100 orang di Tchombangou dan Zaroumdareye.
Sumber: https://www.reuters.com/article/us-niger-security/niger-village-attacks-killed-100-says-prime-minister-idUSKBN2980MS?il=0