TEMPO.CO, Jakarta - Pejabat kesehatan Amerika membantah klaim Presiden Donald Trump pekan lalu bahwa angka kasus dan kematian COVID-19 di negeri Paman Sam dilebih-lebihkan. Mereka mengatakan bahwa tingginya jumlah kasus dan kematian di Amerika akibat COVID-19 adalah hal nyata, bukan sesuatu yang dikarang-karang.
"(Ratusan ribu) Kematian yang ada benar-benar terjadi," ujar Penasehat Kesehatan Pemerintah Amerika sekaligus Direktur Institut Nasional untuk Alergi dan Penyakit Menular, Anthony Fauci, dikutip dari kantor berita Reuters, Senin, 4 Januari 2021.
Diberitakan sebelumnya, Donald Trump menyatakan bahwa angka kasus dan kematian akibat COVID-19 di Amerika dilebih-lebihkan. Menurutnya, situasi rill-nya tidak seburuk data yang ada. Ia kemudian menduing metode penghitungan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) sebagai dalang "berlebihannya" angka kasus dan kematian.
The number of cases and deaths of the China Virus is far exaggerated in the United States because of @CDCgov’s ridiculous method of determination compared to other countries, many of whom report, purposely, very inaccurately and low. “When in doubt, call it Covid.” Fake News!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) January 3, 2021
Per berita ini ditulis, Amerika tercatat memiliki 21 juta kasus dan 360 ribu kematian akibat COVID-19. Hal itu masih menjadikan Amerika sebagai episentrum pandemi COVID-19 di dunia.
Tingginya angka kasus di Amerika tak lepas dari berbagai faktor. Selain lambannya penanganan dan buruknya koordinasi ketika wabah meledak pertama kali, hal itu juga disebabkan timpangnya jumlah fasilitas kesehatan dan petugas medis dengan banyaknya pasien yang sakit.
Anthony Fauci mengatakan problem-problem itu nyata adanya dan tidak dibuat-buat. Oleh karenanya, menurut ia, klaim yang dinyatakan Donald Trump tidak pas dan tidak berdasar. Perlu diketahui, jumlah kasus dan kematian akibat COVID-19 di Amerika rutin diperbarui oleh Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC).
Kritik senada disampaikan oleh Kepala Bedah Amerika Jerome Adams. Ia mengatakan bahwa tidak ada alasan kuat untuk meragukan angka-angka pandemi COVID-19 yang beredar. Dan, Adams menambahkan bahwa pandemi COVID-19 tidak hanya sekedar soal angka kematian dan kasus, tetapi juga soal kesiapan fasilitas medis dan kapasitasnya.
Baik Fauci maupun Adams berharap vaksinasi COVID-19 yang tengah berlangsung di Amerika bisa mengubah situasi pandemi. Meski vaksinasi tersebut masih jauh dari target, keduanya yakin frekuensi vaksinasi akan terus bertambah seiring berjalannya waktu.
Saat ini, sudah ada 4,2 juta warga Amerika yang divaksin. Rata-rata vaksinasi per hari kurang lebih 500 ribu orang. Angka itu baru seperlima dari target yang ditetapkan Amerika yaitu 20 juta vaksinasi yang sebelumnya ditargetkan tercapai di penutup 2020.
ISTMAN MP | REUTERS