TEMPO.CO, Jakarta - India akhirnya mengesahkan penggunaan vaksin COVID-19 garapan AstraZeneca dan Universitas Oxford. Dikutip dari kantor berita Reuters, hal tersebut sekaligus membuka pintu vaksinasi COVID-19 di negara dengan jumlah penduduk terbesar kedua setelah Cina itu.
Pengesahan itu dikonfirmasi oleh Menteri Informasi dan Siaran India, Prakash Javadekar. Javadekar berkata, pengesahan diberikan pada hari Jumat kemarin, persis seperti rumor yang beredar beberapa jam terakhir. Adapun vaksin dari AstraZeneca itu, kata Javadekar, menjadi vaksin COVID-19 pertama yang mendapat pengesahan di India.
"India mungkin negara pertama di dunia yang memiliki 4 jenis vaksin COVID-19 yang siap digunakan. Salah satunya telah disahkan pada Jumat kemarin untuk penggunaan darurat," ujar Javadekar, dikutip dari kantor berita Reuters, Sabtu, 2 Januari 2021.
Javadekar melanjutkan bahwa ketiga vaksin COVID-19 lainnya akan segera menyusul. Walau begitu, ia belum bisa memberikan estimasi waktu karena hal tersebut bergantung pada proses pengkajian dan pengesahan oleh regulator setempat.
Per berita ini ditulis, India merupakan negara kedua di dunia yang paling terdampak oleh COVID-19. India mencatatkan 10,3 juta kasus dan 149 ribu kematian. Dalam 24 jam terakhir, jumlah kasus di sana bertambah sebanyak 2.379 orang.
Masih berada di posisi satu adalah Amerika dengan angka dua kali lipat dari India. Amerika mencatatkan 20,6 juta kasus dan 356 ribu kematian akibat COVID-19.
Perihal AstraZeneca, vaksin COVID-19 buatan mereka adalah salah satu yang diakui efektif saat ini. Menurut uji efikasi terakhir, vaksin mereka dinyatakan 90 persen efektif. Sebagai perbandingan, vaksin buatan Moderna dan Pfizer disebut 95 persen efektif melawan COVID-19.
Perbedaan efektivitas itu tak lepas dari jenis teknologi yang digunakan AstraZeneca, Pfizer, dan Moderna. Pfizer dan Moderna memakai platform mRNA dalam pengembangan vaksinnya sementara AstraZeneca memakai platform adenovirus-vectored vaccine. Jelasnya, AstraZeneca mengembangkan vaksin dengan virus yang biasanya menyasar simpanse dan kemudian dimodifikasi secara genetis untuk merespon protein pada virus COVID-19 di tubuh manusia.
Sebelum India, negara yang lebih dulu mengesahkan vaksin AstraZeneca dan Universitas Oxford adalah Inggris. Pengesahan tersebut menyusul menanjaknya pertumbuhan kasus di sana akibat varian baru COVID-19.
ISTMAN MP | REUTERS