TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menandatangani kesepakatan perdagangan pasca-Brexit dengan Uni Eropa pada Rabu, setelah dokumen itu ditandatangani kepala eksekutif Uni Eropa dan diterbangkan dari Brussel ke London.
"Sudahkah saya membacanya? Jawabannya adalah ya," kata Johnson, dikutip dari Reuters, 31 Desember 2020.
Kesepakatan perdagangan diumumkan pada 24 Desember, dan menetapkan persyaratan hubungan baru Inggris dengan UE setelah perpisahan mereka awal tahun ini. Ini akan mulai berlaku mulai 1 Januari, menggantikan pengaturan transisi di mana aturan UE terus berlaku di Inggris.
Anggota parlemen Inggris mendukung kesepakatan perdagangan Inggris pasca-Brexit dengan Uni Eropa pada Rabu.
RUU itu disahkan dengan perolehan mulus, 521 berbanding 73 suara, setelah sidang dipercepat di kedua Gedung Parlemen, CNN melaporkan. Kesepakatan itu, yang diselesaikan minggu lalu, menandai tonggak penting lebih dari empat tahun setelah Inggris memilih untuk meninggalkan UE dan setelah berbulan-bulan negosiasi alot.
Ratusan warga bersorak setelah Inggris resmi keluar dari Uni Eropa di Lapangan Parlemen di London, 31 Januari 2020. REUTERS
RUU tersebut mendapat persetujuan di House of Lords Rabu malam, dan sekarang hanya membutuhkan persetujuan kerajaan dari Ratu, yang merupakan langkah prosedural, untuk menjadi undang-undang. UU itu diharapkan berlaku sebelum berakhirnya masa transisi Brexit sekitar pukul 11 malam Waktu Inggris, tepat pada Malam Tahun Baru.
Ratu Elizabeth akan memberikan setempel Persetujuan Kerajaan untuk undang-undang yang disahkan melalui parlemen.
"House of Lords diberitahu tentang Persetujuan Kerajaan untuk Undang-Undang Uni Eropa (Hubungan Masa Depan)," kata House of Lords di Twitter pada Selasa malam.
Kesepakatan Brexit telah dikritik di beberapa bidang sejak disepakati pada 24 Desember. Oposisi Partai Buruh mengatakan itu terlalu tipis dan tidak melindungi perdagangan jasa, kemarahan nelayan karena Johnson telah menjual kepentingan mereka, dan status Irlandia Utara yang belum jelas.
Namun demikian, Johnson telah memenangkan dukungan dari para Brexiteer garis keras partainya, memberikan perpisahan dengan UE jauh lebih radikal daripada yang dibayangkan banyak orang ketika Inggris mengejutkan dunia pada tahun 2016 dengan memilih untuk pergi.
Anggota parlemen pro Brexit, Bill Cash, mengatakan Johnson telah menyelamatkan demokrasi Inggris dari empat dekade "penaklukan" Brussel.
Perjanjian tersebut telah menerima persetujuan sementara dari Uni Eropa, dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Presiden Dewan Eropa Charles Michel secara resmi menandatangani kesepakatan tersebut pada hari Rabu.
Parlemen Eropa diharapkan untuk meninjau kesepakatan tersebut di kemudian hari sebelum dapat diratifikasi secara resmi oleh Uni Eropa.
Kesepakatan yang disepakati dengan Brussel menetapkan bisnis baru dan hubungan keamanan dengan mitra dagang terbesar Inggris setelah berbulan-bulan mengalami kebuntuan atas berbagai bidang seperti kuota penangkapan ikan, bagaimana Inggris akan menggunakan bantuan negara untuk mendukung bisnis Inggris pasca-Brexit, dan pengawasan hukum terhadap kesepakatan apapun.
Perjanjian tersebut, yang mempertahankan akses bebas tarif dan kuota Inggris ke konsumen Uni Eropa, memberi Inggris beberapa konsekuensi potensial paling mengerikan dari Brexit saat memerangi pandemi yang melumpuhkan.
Tetapi sementara itu, Inggris harus memberikan dorongan jangka pendek bagi ekonomi, perjanjian perdagangan masih akan membuat negara itu lebih miskin pada saat menghadapi krisis pekerjaan dan resesi terburuk dalam lebih dari 300 tahun.
Kesepakatan itu juga tampaknya sebagian besar mencakup perdagangan barang, di mana Inggris memiliki defisit dengan Uni Eropa, tetapi tidak termasuk industri jasa utama seperti keuangan, yang saat ini menikmati surplus.
Sumber:
https://www.reuters.com/article/us-britain-eu/uk-parliament-approves-brexit-trade-deal-with-eu-as-both-sides-look-to-future-idUSKBN2940UT?il=0
https://edition.cnn.com/2020/12/30/europe/uk-votes-brexit-deal-eu-intl/index.html