TEMPO.CO, Jakarta - Inggris menjadi negara pertama di dunia yang menyetujui vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh AstraZeneca dan Universitas Oxford, saat berjuang mengendalikan gelombang Covid-19 selama musim dingin yang didorong oleh varian baru Covid-19 yang sangat menular.
Meskipun persetujuan dari Badan Pengatur Produk Kesehatan dan Obat-obatan Inggris (MHRA) adalah persetujuan ini dianggap penting untuk imunisasi massal, namun muncul keraguan tentang data percobaan yang membuatnya tidak mungkin disetujui begitu cepat oleh Otoritas Obat Eropa (EMA) atau Amerika Serikat, dikutip dari Reuters, 31 Desember 2020.
"Mengingat jumlah kasus yang meningkat tajam, persetujuan vaksin Oxford/AZ adalah berita yang luar biasa...Namun, berita yang dilaporkan meninggalkan sejumlah pertanyaan penting yang tidak terjawab, terutama mengenai jangka panjang. Ini termasuk: Apa kemanjuran nyata dari vaksin itu? Seberapa baik cara kerjanya pada orang tua? Apakah itu mencegah penularan virus dari orang ke orang?" kata Jonatahan Stoye, kepala laboratorium interaksi retrovirus-host di Francis Crick Institute.
Direktur Drug Safety Research Unit (DSRU) Southhampton, Saad Shakir, mengatakan diperlukan lebih banyak data karena banyak poin tentang keputusan ini masih belum jelas. "Data yang dipublikasikan dari studi kemanjuran utama vaksin Oxford/AZ dalam uji klinis adalah 62% dan 90% dengan kekuatan berbeda dari dosis pertama.
"Ketua JCVI (Joint Committee on Vaccination and Immunisation) mengatakan bahwa dosis tunggal vaksin AZ berkhasiat 70% berdasarkan data terbatas yang tidak dipublikasikan. Lebih banyak yang perlu diketahui karena banyak poin tentang keputusan ini masih belum jelas. MHRA dan JCVI berjanji untuk segera memberikan lebih banyak informasi," ujar Shakir.
Sementara Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock memuji penemuan vaksin buatan dalam negeri Inggris. "Ini merupakan penghargaan bagi para ilmuwan Inggris yang luar biasa di Universitas Oxford dan AstraZeneca, yang terobosannya akan membantu menyelamatkan nyawa di seluruh dunia. Saya ingin berterima kasih kepada setiap orang yang telah menjadi bagian dari kisah sukses Inggris ini," kata Hancock.
Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock berbicara pada konferensi pers digital COVID-19 di 10 Downing Street di London, Inggris 2 April 2020. [Pippa Fowles / 10 Downing Street / Handout via REUTERS]
Pemerintah Inggris mengatakan akan mengikuti strategi imunisasi baru untuk vaksin tersebut, yang akan memprioritaskan pemberian yang pertama dari serangkaian dua dosis vaksin kepada sebanyak mungkin orang, sebelum memberikan dosis kedua hingga 12 minggu kemudian, CNN melaporkan.
Skema imunisasi baru ini akan berlaku untuk vaksin Oxford/AstraZeneca yang baru disetujui dan vaksin Pfizer/BioNTech yang sudah diberikan.
"Ini penting karena itu berarti kami dapat memberikan dosis pertama ke lebih banyak orang dengan lebih cepat dan mereka bisa mendapatkan perlindungan dari dosis pertama yang diberikan kepada Anda," kata Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock kepada Sky News, Rabu.
Inggris akan meluncurkan vaksin AstraZeneca/Oxford mulai 4 Januari.
Persetujuan itu datang beberapa minggu setelah Inggris menjadi yang pertama di dunia, yang mulai menginokulasi warganya dengan vaksin corona Pfizer/BioNTech. Margaret Keenan, 91 tahun, menerima dosis kedua dari vaksin itu pada hari Rabu, tiga minggu setelah dia menjadi pasien pertama di luar uji klinis yang menerimanya.
Vaksin Universitas Oxford/AstraZeneca memiliki potensi cepat untuk melindungi jutaan lebih banyak orang di seluruh dunia saat dan ketika regulator negara lain memberikan persetujuan.
AstraZeneca telah berjanji untuk memasok ratusan juta dosis ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, dan untuk mengirimkan hibah vaksin ke negara-negara tersebut.
Vaksin ini jauh lebih murah daripada vaksin lain yang telah disetujui dan, yang terpenting, akan jauh lebih mudah untuk diangkut dan didistribusikan di negara-negara berkembang daripada para pesaingnya karena tidak perlu disimpan pada suhu beku.
Pada Rabu Hancock mengatakan Inggris memiliki 100 juta dosis vaksin Oxford/AstraZeneca yang sudah dipesan, yang jika dikombinasikan dengan 30 juta dosis vaksin Pfizer/BioNTech, akan cukup untuk memvaksinasi seluruh populasi orang dewasa Inggris.
Sumber:
https://uk.reuters.com/article/uk-health-coronavirus-britain-vaccine-in/uk-approves-astrazeneca-oxford-covid-19-vaccine-idUKKBN2940MZ
https://edition.cnn.com/2020/12/30/uk/uk-oxford-coronavirus-vaccine-intl-hnk/index.html