TEMPO.CO, Jakarta - 22 orang tewas dalam ledakan di Bandara Yaman di Aden pada Rabu, setelah pesawat yang mengangkut kabinet baru pemerintahan Yaman yang didukung Arab Saudi baru saja mendarat.
Perdana Menteri Maeen Abdulmalik mengatakan semua anggota kabinet baik-baik saja. Namun, serangan itu menggarisbawahi perlawanan sengit terhadap pemerintahan Yaman dukungan Arab Saudi untuk menyatukan dua sekutunya dalam perang melawan gerakan Houthi yang pro-Iran.
Beberapa jam setelah serangan itu, ledakan kedua terdengar di sekitar istana kepresidenan Maasheq Aden di mana anggota kabinet termasuk Maeen serta duta besar Saudi untuk Yaman, Mohammad Said al-Jaber, telah diamankan, kata penduduk dan media lokal, Reuters melaporkan, 31 Desember 2020.
Dalam serangan bandara, ledakan keras dan tembakan terdengar tak lama setelah pesawat tiba dari Riyadh, kata saksi mata. Sumber keamanan setempat mengatakan tiga peluru mortir telah mendarat di aula bandara.
Sebelum penyerangan, ratusan orang berkumpul di bandara untuk menyambut kedatangan pemerintah Yaman yang baru dilantik di Arab Saudi pekan lalu.
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan salah satu stafnya tewas, tiga terluka dan dua lainnya tidak ditemukan dalam ledakan itu, CNN melaporkan.
Rekaman dari saluran Al Arabiya milik Saudi menunjukkan momen serangan. Ledakan keras diikuti oleh tembakan, kemudian asap terlihat mengepul keluar dari gedung terminal.
Serangan itu menciptakan lubang besar di tanah dan menyebabkan kerusakan parah pada aula bandara, menurut rekaman dari televisi pemerintah Saudi Al-Ekhbraiya.
Kabinet memberikan angka kematian di Twitter, mengutip menteri dalam negeri, dan mengatakan 50 orang terluka. Kelompok dari organisasi bantuan medis, Medecins Sans Frontieres, sebelumnya mengatakan 17 orang telah dirawat karena luka di rumah sakit di Aden.
Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan ini. Tetapi Arab Saudi menuduh pemberontak Houthi yang didukung Iran berada di balik ledakan itu, menurut Saudi Press Agency (SPA) yang dikelola pemerintah.
Kolonel Turki Al-Malki, juru bicara koalisi pimpinan Saudi di Yaman, mengatakan koalisi Arab juga mencegat dan menjatuhkan pesawat tanpa awak Houthi yang membawa bahan peledak pada Rabu, yang menargetkan Istana Presiden Al-Maashiq di Aden, menurut SPA.
"Upaya untuk membunuh Kabinet Yaman adalah upaya untuk menggagalkan Perjanjian Riyadh, yang telah diadopsi oleh rakyat Yaman sebagai jalan menuju persatuan, pemulihan kehidupan normal, keamanan dan stabilitas, serta peta jalan untuk mencapai solusi politik yang komprehensif di Yaman," kata Al-Malki.
Sebelumnya, Menteri Informasi Yaman Muammar Al Eryani menuduh pemberontak Houthi berada di balik ledakan itu.
Tidak ada reaksi langsung dari Houthi atas tuduhan serangan drone ke istana presiden, yang sebelumnya membantah melakukan serangan di bandara Yaman.
Sumber:
https://uk.reuters.com/article/uk-yemen-security/twenty-two-killed-in-attack-on-aden-airport-after-new-yemen-cabinet-lands-idUKKBN29415I
https://edition.cnn.com/2020/12/30/middleeast/yemen-explosion-government-intl/index.html