TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin akan menjadi salah satu dari sekian banyak orang yang mendapat kloter pertama vaksinasi COVID-19. Hal itu merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menyakinkan warga bahwa vaksin COVID-19 Pfizer aman digunakan.
"Kami memperkirakan suplai satu juta dosis vaksin dari Pfizer akan diterima dan diberikan kepada kelompok target pada Februari 2021," ujar Muhyiddin Yassin, Selasa, 22 Desember 2020.
Mirip dengan negara-negara lain yang lebih dulu menerima dan membagikan vaksin COVID-19 dari Pfizer, Malaysia mengutamakan pekerja medis, lansia, dan pengidap penyakit kronis sebagai penerima pertama. Keputusan itu diambil berdasarkan pertimbangan bahwa mereka adalah kelompok yang paling rentan terdampak. Pekan lalu, dikabarkan sejauh ini ada 1700 petugas medis Malaysia yang dinyatakan tertular virus COVID-19.
Adapun Malaysia sudah memesan kurang lebih 12,8 juta dosis vaksin COVID-19 dari Pfizer. Dalam kesepakatan di antara keduanya, Pfizer akan mengantyarkan 1 juta dosis pada kuartal pertama 2021. Setelah itu, untuk ketiga kuartal berikutnya, Pfizer menjanjikan pengantaran 1,7 juta dosis, 5,8 juta dosis, dan 4,3 juta dosis secara berurutan.
Selain dari Pfizer, Malaysia juga sudah memesan dosis tambahan dari pengembang vaksin AstraZeneca. Dari AstraZeneca, Malaysia mengamankan 6,4 juta dosis vaksin COVID-19. Muhyiddin Yassin berkata, suplai dari Pfizer dan Astrazeneca sudah mengcover kurang lebih 40 persen dari total dosis yang dibutuhkan Malaysia.
Untuk 60 persen sisanya, Muhyiddin Yassin menyampaikan bahwa pihaknya masih mengupayakan hal tersebut. Sejauh ini, kata ia, negosiasi tengah dilakukan dengan pengembang vaksin asal Malaysia dan Rusia.
"Kami berada dalam tahap akhir negosiasi dengan Sinovac, CanSino, serta Gamaleya (Rusia) untuk bisa mengcover 80 persen populasi Malaysia," ujarnya.
Terakhir, Muhyiddin Yassin mengatakan bahwa Badan Regulator Farmasi Malaysia (NPRA) dari Kementerian Kesehatan akan terus memantau keamanan dan efektivitas vaksin COVID-19 yang dipesan. Dengan begitu, warga tidak perlu khawatir untuk mengikuti program vaksinasi.
Sebagaimana diketahui, di berbagai negara, beberapa catatan khusus diberikan untuk mereka yang ingin menggunakan vaksin COVID-19 dari Pfizer. Di Inggris, mereka yang memiliki rekam jejak alergi dianjurkan untuk tidak menggunakan vaksin COVID-19 Pfizer setelah dua kasus reaksi alergi muncul di hari pertama vaksinasi. Sementara itu, di Eropa, badan regulator menyarankan agar vaksinasi untuk perempuan mengandung berdasarkan rekomendasi dokter.
ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA