TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan jika perusahaan-perusahaan milik negara siap untuk membantu Turki mengembangkan industri gasnya. Hal ini ia sampaikan kala menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu di kantornya.
"Sebagai negara dengan pengalaman yang lama di bidang industri gas, saya menyampaikan kepada Menlu Turki kesiapan BUMN Indonesia untuk bekerja sama dan membantu pengembangan industri gas di Turki," katanya, Selasa, 22 Desember 2020.
Retno menyinggung pula soal keterlibatan delapan orang tenaga ahli Indonesia dalam tim yang menemukan 320 miliar meter kubik cadangan gas alam di lepas pantai Laut Hitam di Turki pada Agustus tahun ini.
Sebelumnya dikabarkan jika delapan WNI yang bekerja di Kapal Pengebor Minyak Fatih milik Turki terlibat dalam penemuan cadangan energi terbesar dalam sejarah Turki itu. Cadangan energi ini ditemukan di sumur Tuna-1 sekitar 100 mil laut di pantai utara Turki di Laut Hitam.
Cadangan gas alam di sumur Tuna-1 diberi nama Ladang Gas Sakarya sesuai nama Provinsi Turki di dekat lokasi penemuan tersebut. Ladang Gas Sakarya diharapkan dapat beroperasi dan siap digunakan untuk kebutuhan publik pada tahun 2023, bersamaan dengan hari jadi Republik Turki ke-100.
Penemuan tersebut diumumkan langsung oleh Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan pada 21 Agustus 2020 sebagai salah satu capaian di tengah upaya Turki mengurangi ketergantungan energi dari negara lain dan harapan Turki menjadi salah satu eksportir energi di dunia. Presiden Erdogan pun memberikan selamat kepada para pejabat dan pekerja yang telah membantu tercapainya penemuan bersejarah ini.
Kapal Pengebor Fatih merupakan kapal pengebor nasional Turki yang juga mempekerjakan tenaga ahli dari berbagai negara sahabat, salah satunya Indonesia.