TEMPO.CO, - Seorang buronan di Cina menyerahkan diri ke polisi setelah empat tahun dalam pelarian. Pandemi virus corona dan kebijakan karantina wilayah yang diterapkan pemerintah membuatnya kehabisan tempat untuk bersembunyi.
Qiu Binhua, warga Kota Shenmu, Provinsi Shaanxi dinyatakan sebagai tersangka atas dugaan pencurian mayat dan menjualnya untuk sebuah ritual. Ia melarikan diri ke daerah Hulestai Sumu, di bagian barat Mongolia Dalam. Di sana petugas membatasi pergerakan orang dan mendirikan pos pemeriksaan untuk memindai kode QR para pelintas.
"Qiu, yang telah panik dalam waktu yang lama, berada di bawah tekanan dan akhirnya menyerahkan diri ke Polisi Hulestai pada 11 Februari. Tanpa KTP dia tidak bisa lari," kata polisi dalam sebuah pengumuman setelah penangkapannya, dikutip dari CNN, Senin, 21 Desember 2020.
CNN mencatat para buronan menghadapi tantangan baru ketika harus bersembunyi di saat pandemi global terjadi. Pasalnya pergerakan mereka pun makin terbatas. Beberapa terpaksa menyerahkan diri, sementara yang lain ditangkap saat melakukan perjalanan
Aparat hukum ditengarai memanfaatkan situasi untuk meningkatkan upaya mereka dalam memburu para tersangka. Perubahan gaya hidup para tersangka di tengah karantina wilayah dan pandemi membuka celah yang bisa dimanfaatkan aparat untuk melanjutkan pengejarannya.
Kepolisian Inggris misalnya, membuat operasi pengejaran khusus para buronan selama lockdown dengan kode Operasi Suricate. Badan Kejahatan Nasional (NCA) Inggris mencatat hampir 300 buronan mereka tangkap selama karantina wilayah pasa musim semi kemarin. "Secara substansial, ini lebih (banyak) dari yang biasanya kami lihat," kata Manajer Operasi Biro Kejahatan Internasional MCA Arthur Whitehead.
Salah satu yang berhasil ditangkap adalah Arshid Ali Khan, buronan di Belanda karena diduga melakukan pelecehan seksual terhadap seorang anak dan melarikan diri selama enam tahun. Penyelidik NCA melakukan pemeriksaan keuangan yang mengidentifikasi Khan ada di kota Leicester, Inggris. Polisi setempat pun menangkapnya pada April.
"Lockdown adalah hal unik bagi kami karena itu menghasilkan kesempatan untuk membatasi pergerakan para penjahat yang berusaha menghindari kami," kata Whitehead.
Pada akhir Mei, David John Walley, tersangka pengedar narkoba yang dicari sejak 2013, ditangkap oleh Kepolisian Greater Manchester saat merayakan ulang tahun ke-45 di sebuah properti di daerah tersebut. Sementara itu, Mark Fitzgibbon, seorang pengedar narkoba dari Merseyside dan salah satu yang paling dicari di Inggris, ditangkap di bandara Liverpool pada Juli setelah terbang dari Portugal setelah 16 tahun dalam pelarian
Whitehead menjelaskan kebijakan karantina wilayah atau lockdown dan Covid-19 membuat orang-orang mengubah perilaku mereka sehingga orang menjadi lebih bergantung pada teknologi dan pada tempat mereka berada.
CNN
https://edition.cnn.com/2020/12/20/world/fugitives-coronavirus-lockdown-arrests-intl/index.html