Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kemampuan Rusia untuk Melancarkan Serangan Siber Terhadap Amerika Serikat

image-gnews
Presiden Rusia Vladimir Putin, Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Kepala Staf Angkatan Darat Rusia, Oleg Salyukov, pergi setelah Parade Hari Kemenangan di Lapangan Merah di Moskow, Rusia 24 Juni 2020. [REUTERS / Maxim Shemetov]
Presiden Rusia Vladimir Putin, Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Kepala Staf Angkatan Darat Rusia, Oleg Salyukov, pergi setelah Parade Hari Kemenangan di Lapangan Merah di Moskow, Rusia 24 Juni 2020. [REUTERS / Maxim Shemetov]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada Jumat menuduh Rusia bertanggung jawab atas serangan siber terhadap Amerika Serikat, dengan menyematkan kode berbahaya di dalam sistem perangkat lunak pemerintah AS dan pemerintahan negara lain, serta perusahaan lain di seluruh dunia.

Kremlin membantah keterlibatannya dalam serangan dunia maya terhadap Barat. Rusia mengatakan tidak ada hubungannya dengan serangan terbaru ini.

Berikut beberapa informasi tentang kemungkinan motif Rusia untuk serangan semacam itu, dan rincian tentang serangan siber Rusia dan kemampuan perang informasinya, seperti dikutip dari Reuters, 19 Desember 2020.

Kemungkinan motif Rusia

Kremlin telah berkali-kali mengatakan ingin meningkatkan hubungan dengan Amerika Serikat, yang berada pada titik terendah pasca-Perang Dingin dan tegang oleh masalah Ukraina hingga Suriah.

Tetapi Rusia juga secara terbuka memandang Amerika Serikat sebagai musuh geopolitik utama Rusia dan sebagai ancaman bagi keamanan nasionalnya.

Presiden Vladimir Putin menuduh Washington memulai perlombaan senjata baru dan NATO memindahkan infrastruktur militer lebih dekat ke perbatasan Rusia, dan mengeluh tentang sanksi AS, yang disebut Putin sebagai upaya untuk menahan Rusia secara ekonomi dan teknologi.

Rusia secara teratur menyelidiki pertahanan AS, menerbangkan pesawat pengebom strategis berkemampuan nuklir di dekat Alaska, dan mengirim kapal selam ke Atlantik untuk menyelinap di lepas Pantai Timur.

Putin mengeluh bahwa Presiden Donald Trump tidak dapat meningkatkan hubungan AS-Rusia dan telah memilih retorika keras anti-Rusia dari Presiden terpilih Joe Biden.

Pada hari Kamis, Putin menyalahkan badan intelijen AS atas serangkaian investigasi media baru-baru ini terhadap orang-orang yang dekat dengannya. Tanpa memberikan bukti, dia juga mengaitkan badan-badan intelijen AS merekayasa kasus peracunan kritikus Putin, Alexei Navalny.

Putin tidak memberi selamat kepada Biden atas kemenangannya dalam pemilu 3 November sampai akhirnya mengirim telegram selamat pada 15 Desember. Putin mengatakan bulan lalu dia tidak khawatir penundaannya dalam memberi selamat kepada Biden akan memperburuk hubungan AS-Rusia.

"Anda tidak bisa merusak hubungan yang rusak," kata Putin.

Kelompok "COZY BEAR"

Beberapa peneliti dunia maya berpendapat bahwa dinas intelijen luar negeri SVR Rusia mungkin berada di balik serangan terbaru itu.

Pada tahun 2018, media Belanda mengutip pejabat intelijen yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan AIVD, badan intelijen Belanda, telah mengaitkan kelompok peretas Rusia yang dikenal sebagai "Cozy Bear" atau APT29 (Aadvanced Ppersistent Threat 29) ke SVR. AIVD tidak berkomentar.

The Washington Post mengutip sumber pada 13 Desember yang mengatakan Amerika Serikat telah mengidentifikasi "Cozy Bear" sebagai yang bertanggung jawab atas serangan dunia maya terbaru yang dirujuk oleh Pompeo.

Peretas dari "Cozy Bear" terdeteksi oleh perusahaan keamanan dunia maya CrowdStrike di server Partai Demokrat AS menjelang pemilihan presiden AS 2016 ketika akun email staf Hillary Clinton diretas.

Pada bulan Juli, Inggris, Amerika Serikat dan Kanada menuduh "Cozy Bear" mencoba mencuri penelitian vaksin Covid-19 dari institusi akademis dan farmasi di seluruh dunia.

Kelompok "FANCY BEAR"

Intelijen militer Rusia, umumnya dikenal sebagai GRU, memiliki kemampuan serangan siber yang kuat, menurut badan intelijen AS.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Secara khusus, GRU mengendalikan kelompok peretasan yang dikenal oleh peneliti dunia maya sebagai "Fancy Bear" atau APT28 (Advanced Persistent Threat 28), kata mereka.

Kelompok itulah, menurut dakwaan Departemen Kehakiman AS yang diajukan pada 2018, yang meretas akun email staf Hillary Clinton sebelum pemilu 2016.

Reuters melaporkan pada bulan September bahwa Microsoft percaya "Fancy Bear" juga menargetkan perusahaan yang bekerja dengan Biden.

Pada 2016, Badan Anti-Doping Dunia menuduh peretas Rusia mencuri informasi medis rahasia tentang atlet Olimpiade AS dan menerbitkannya secara online. FBI kemudian membekukan domain situs, www.fancybear.net, tempat informasi itu dirilis.

Peretas "Fancy Bear" juga telah dikaitkan oleh penyelidik keamanan dunia maya dengan serangan dunia maya pada pemilu AS dan Prancis.

FSB

Dinas Keamanan Federal Rusia, FSB, adalah badan intelijen dalam negeri utama Rusia.

Amerika Serikat pada tahun 2017 mendakwa dua agen FSB dan dua peretas dengan dalang pencurian 500 juta akun Yahoo pada 2014.

Dakwaan Departemen Kehakiman termasuk tuduhan penipuan komputer, spionase ekonomi, pencurian rahasia dagang, penipuan online, penipuan perangkat akses, dan pencurian identitas.

FSB disebut sebagai dinas keamanan Rusia yang bekerja sama dengan penjahat dunia maya, yang membantu mata-mata memajukan tujuan intelijen mereka dengan imbalan uang.

Internet Research Agency (IRA)

Jaksa penuntut AS mengatakan, Internet Research Agency (IRA) yang bermarkas di St. Petersburg memainkan peran kunci dalam upaya Rusia untuk mencoba mempengaruhi pemilu AS 2016 demi Trump.

Itu dilakukan, kata para jaksa, dengan membanjiri media sosial dengan laporan palsu dan teori konspirasi dalam upaya untuk mengeksploitasi perpecahan yang ada.

Kelompok itu adalah organisasi yang didukung Kremlin yang karyawannya menyamar sebagai orang Amerika, menurut pejabat AS.

Departemen Keuangan AS pada bulan September menjatuhkan sanksi kepada individu dan entitas yang terkait dengan pemodal IRA, yang didakwa pada tahun 2018, bersama dengan 12 individu dan tiga entitas lainnya, dengan konspirasi untuk memanipulasi Amerika Serikat atas dugaan perannya dalam campur tangan pemilu AS.

Sumber:

https://www.reuters.com/article/global-cyber-russia/explainer-russias-potent-cyber-and-information-warfare-capabilities-idUSKBN28T0ML?il=0

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

17 jam lalu

Pesawat Sukhoi SU-57 dilengkapi dengan kemampuan multi-misi, otomatisasi, dan teknologi kecerdasan buatan untuk meningkatkan kemampuan Angkatan Udara Rusia secara dramatis. Karena peningkatan aerodinamis, Sukhoi Su-57 dapat melakukan perjalanan hingga Mach 2 tanpa afterburner yang memiliki jangkauan hingga 3.500 kilometer dengan kecepatan subsonik. Foto : Twitter
Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

Kedubes Rusia mengatakan Moskow siap memasok pesawat tempur Sukhoi jika ada minat dari Jakarta.


Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

18 jam lalu

Spyware pegasus. Amnesty.org
Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

Top 3 Dunia dibuka dengan berita dari Spanyol tentang spyware Israel yang memata-matai PM Pedro Sanchez.


Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

19 jam lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin mengecek persenjataan saat mengunjungi pusat pelatihan Distrik Militer Barat untuk pasukan cadangan yang dimobilisasi, di Wilayah Ryazan, Rusia 20 Oktober 2022. Dihadapkan dengan serangkaian kekalahan dalam perang, Putin bulan lalu mendeklarasikan
Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

Kedubes Rusia mengatakan persiapan negaranya sangat kuat untuk melawan Ukraina yang akan mendapat bantuan senilai miliaran dolar dari AS.


Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

1 hari lalu

Rusia Balas Sanksi Amerika Serikat dan Uni Eropa
Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan industri Rusia kini menjadi lebih kuat meski banyak disanksi oleh Barat.


Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

1 hari lalu

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan berbicara kepada anggota Dewan Keamanan dalam pertemuan untuk mengatasi situasi di Timur Tengah, termasuk masalah Palestina, di markas besar PBB di New York City, New York, AS, 18 April 2024. REUTERS /Eduardo Muno
Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

Perwakilan Rusia menilai Amerika Serikat menunjukkan sikap aslinya dengan memveto permintaan Palestina untuk menjadi anggota PBB.


Wakil Menhan Rusia Ditangkap karena Korupsi

1 hari lalu

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Timur Ivanov memberikan penjelasan kepada Presiden Vladimir Putin, Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Patriark Kirill, kepala Gereja Ortodoks Rusia, (tidak terlihat dalam gambar) yang memeriksa model Katedral Utama Angkatan Bersenjata Rusia di  jalannya pembangunannya di dekat Moskow, Rusia, 19 September 2018. Sputnik/Alexei Nikolsky/Kremlin via REUTERS
Wakil Menhan Rusia Ditangkap karena Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Timur Ivanov masuk dalam daftar Majalah Forbes sebagai salah satu orang terkaya di struktur keamanan Rusia.


Rusia Siap Kerja Sama dengan Pemerintah Indonesia yang Baru

1 hari lalu

Veronika Novoseltseva charg d'affaires (kiri) dan Maxim Lukyanov (kanan) atase pertahanan di Kedutaan Besar Federasi Rusia untuk Indonesia dalam acara jumpa pers di Jakarta Selatan pada Rabu, 24 April 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Rusia Siap Kerja Sama dengan Pemerintah Indonesia yang Baru

Moskow siap kerja sama dengan pemerintah baru Indonesia yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Rabu, 24 April 2024


Mengenang Presiden Rusia Pertama Boris Yeltsin yang Meninggal 17 Tahun Lalu

1 hari lalu

Mantan Presiden Bill Clinton menyeka air mata tawa saat ia berbicara pada mantan Presiden Rusia Boris Yeltsin di New York, 23 Oktober 1995. [REUTERS / Rick Wilking]
Mengenang Presiden Rusia Pertama Boris Yeltsin yang Meninggal 17 Tahun Lalu

Presiden Boris Yeltsin meninggal di usia 76 tahun tepat pada 23 April 2007 lalu. Jasanya sebagai presiden pertama Russia dikenang oleh rakyatnya.


Pengeluaran Militer Global Capai Rekor Tertinggi pada 2023, Israel Naik 24 Persen

3 hari lalu

Jet tempur F-16 Israel menembakkan roket udara-ke-darat 'Rampage'. (Sistem Industri Militer Israel dan Industri Dirgantara Israel)
Pengeluaran Militer Global Capai Rekor Tertinggi pada 2023, Israel Naik 24 Persen

Pengeluaran militer global pada 2023 mencapai rekor tertinggi dengan angka US$2.443 miliar atau sekitar Rp39,66 kuadriliun.


Antony Blinken Ingin Peringatkan Cina karena Dukung Industri Pertahanan Rusia

3 hari lalu

Penampakan pesawat pembom strategis berkemampuan nuklir Tu-160M yang diterbangkan Presiden Rusia Vladimir Putin di Kazan, Rusia 22 Februari 2024. Pesawat raksasa yang diberi nama
Antony Blinken Ingin Peringatkan Cina karena Dukung Industri Pertahanan Rusia

Antony Blinken akan memperingati otoritas Cina atas segala konsekuensi mengekspor bahan baku dari Rusia yang digunakan pada industri militer