Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Suara Republikan Terpecah Soal Wacana Pengampunan Edward Snowden

image-gnews
Edward Snowden berbicara di Web Summit, Lisbon, melalui rekaman video. Kredit: Reuters
Edward Snowden berbicara di Web Summit, Lisbon, melalui rekaman video. Kredit: Reuters
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Wacana Presiden AS Donald Trump memberikan pengampunan kepada mantan kontraktor CIA Edward Snowden memicu perdebatan di antara anggota Kongres Amerika dari Partai Republik. Mereka belum menemukan kata sepakat apakah akan menganggap Edward Snowden sebagai pengkhianat atau whistleblower. Keputusan itu akan menentukan apakah ia berhak mendapat pengampunan dari Presiden Amerika Donald Trump atau tidak atas tindakannya membocorkan rahasia intelijen pada 2013.

Salah satu yang mengganggap Edward Snowden sebagai whistleblower adalah Senator Republikan dari Kentucky, Rand Paul. Menurut Paul, Snowden tidak pantas disebut pengkhianat karena apa yang ia lakukan justru membuka fakta gelap soal Pemerintahan Amerika beserta aktivitas intelijennya. Ia tidak melihat Snowden sebagai ancaman. 

"Snowden bukan pengkhianat. Dia benar-benar whistleblower yang mencoba mengungkap orang-orang seperti (mantan Direktur Intelijen Nasional James) Clapper yang menggunakan kekuatan Deep State secara rahasia untuk mengejar orang Amerika. Snowden harus diampuni," kata Paul seperti diberitakan CNN, Jumat, 18 Desember 2020.

Sekutu Trump, perwakilan Republik Florida Matt Gaetz, juga menyatakan dukungannya atas wacana mengampuni Snowden. "Trump mendengarkan banyak masukan yang mendesaknya untuk mengampuni Snowden. Itu hal yang benar untuk dilakukan," cuit Gaetz.

Berbeda dibanding Paul dan Gaetz, Senator Lindsey Graham dari Carolina menganjurkan Donald Trump untuk tidak mengampuni Snowden.  Ia justru meminta agar Snowden dituntut secara hukum. "Kepada mereka yang mendesak pengampunan Edward Snowden: Anda menyarankan agar Presiden @realDonaldTrump memaafkan pengkhianat. Edward Snowden bukan korban."

Seperti Graham, anggota Parlemen Amerika Liz Cheney pun menyebut pengampunan terhadap Snowden tidak masuk akal. "Dia bertanggung jawab atas pengungkapan informasi rahasia terbesar dan paling merusak dalam sejarah Amerika. Dia menyerahkan rahasia Amerika kepada intelijen Rusia dan Cina yang membahayakan pasukan dan bangsa kita. Memaafkannya akan sangat tidak beralasan," kata dia.

Edward Snowden dalam pertemuan tertutup di bandara Moskow, Rusai (12/7). Ia menjanjikan akan memberi informasi rahasia Amerika jika Rusia bersedia memberikan suaka sementara untuknya. (AP Photo/Human Rights Watch, Tanya Lokshina)

Sebelum Trump memimpin, pemerintahan mantan Presiden Barack Obama menganggap apa yang dilakukan Snowden membahayakan keamanan nasional. Oleh karenanya, mereka memintanya untuk segera keluar dari persembunyian dan kembali ke Amerika. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Joe Biden, yang kala itu menjabat Wakil Presiden, berupaya membatasi gerak Snowden dengan melobi negara-negara tujuan pelariannya. Harapannya, mereka tidak memberikan suaka bagi Snowden untuk berlinding. Namun, Snowden berhasil mendapatkannya dari Rusia dan hingga sekarang ia bertahan di sana untuk menghindari jeratan hukum atas perkara spionase.

Sejumlah upaya agar Snowden diampuni oleh Barack Obama sudah dicoba, bahkan melalui petisi. Namun, Pemerintahan Obama tetap pada keputusannya untuk tidak memberikan pengampunan.

Upaya untuk mendapat pengampunan baru datang di masa pemerintahan Donald Trump. Walau Donald Trump pernah menyebut Snowden sebagai pengkhianat dan mata-mata yang harus dieksekusi, baru-baru ini ia menyatakan keterbukaannya untuk memberikan pengampunan. Per berita ini ditulis, Donald Trump sudah memberikan pengampunan terhadap 29 orang.

"Ada banyak orang yang berpikir bahwa dia tidak diperlakukan dengan adil. Maksud saya, saya mendengarnya," kata Trump pada Agustus lalu. Ia menambahkan, "Itu pasti sesuatu yang bisa saya lihat. Banyak orang yang menonton. Di sisinya, aku akan mengatakan itu. Aku tidak mengenalnya, tidak pernah bertemu dengannya. Tapi banyak orang di sisinya."

FRISKI RIANA | CNN

https://edition.cnn.com/2020/12/18/politics/gop-divided-edward-snowden-trump-pardon/index.html

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

3 jam lalu

Sejumlah rudal Iran dipamerkan selama parade militer tahunan di Teheran, Iran, 22 September 2023. Majid Asgaripour/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS
4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

Iran memiliki kapasitas teknis dan industri untuk mengembangkan rudal jarak jauh, termasuk Intercontinental Ballistic Missile (ICBM) atau Rudal Balistik Antarbenua.


Kisah Amerika Bantu Iran Kembangkan Nuklir

4 jam lalu

Fasilitas Nuklir Iran di Isfahan.[haaretz]
Kisah Amerika Bantu Iran Kembangkan Nuklir

Iran menjadi salah satu negara yang mengembangkan nuklir. Ada jasa Amerika dalam hal itu.


Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

3 hari lalu

Mantan Presiden AS dan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump berunjuk rasa dengan para pendukungnya pada acara
Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani


Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

7 hari lalu

Kandidat presiden dari Partai Republik dan mantan Presiden AS Donald Trump pada  malam pemilihan pendahuluan presiden New Hampshire, di Nashua, New Hampshire, AS, 23 Januari 2024. REUTERS/Mike Segar
Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.


Gerhana Matahari Total Dirayakan Besar-besaran di Amerika Utara

10 hari lalu

Penampakan Gerhana Matahari Total yang diamati dari Pantai Airleu, Com, Distrik Lautem, Timor Leste, Kamis 20 April 2023. FOTO : Observatorium Astronomi ITERA Lampung  atau OAIL
Gerhana Matahari Total Dirayakan Besar-besaran di Amerika Utara

Perayaan gerhana matahari di Amerika Utara dilakukan besar-besaran. Ada pesta pernikahan hingga pertunjukan musik.


Perburuan Korona Saat Gerhana Matahari Total Hari Ini Kerahkan Pesawat Jet NASA

10 hari lalu

Pesawat jet riset WB-57 milik NASA. Foto: NASA
Perburuan Korona Saat Gerhana Matahari Total Hari Ini Kerahkan Pesawat Jet NASA

Para peneliti matahari telah menunggu bertahun-tahun untuk momen 4 menit gerhana matahari total di Amerika pada Senin pagi-siang ini waktu setempat.


Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

14 hari lalu

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pergi setelah konferensi persnya, menjelang KTT NATO, di Vilnius, Lithuania, 10 Juli 2023. REUTERS/Yves Herman
Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih


4 Fakta Gerhana Matahari 8 April, Jadi Pembatas Akhir Ramadan dan Awal Syawal 1445 H

16 hari lalu

Gerhana Matahari Total di Biak, Papua, pada Kamis 20 April 2023. Astrofotografer dari Planetarium Jakarta harus berkejaran dengan awan sebelum berhasil mengabadikannya. FOTO/Planetarium dan Observatorium Jakarta
4 Fakta Gerhana Matahari 8 April, Jadi Pembatas Akhir Ramadan dan Awal Syawal 1445 H

Ramadan tahun 2024 akan diakhiri dengan fenomena gerhana. Bulan Syawal akan dimulai setelah gerhana tersebut.


Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

17 hari lalu

Foto kombinasi Joe Biden dan Donald Trump. REUTERS/Jonathan Ernst
Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

Joe Biden 81 tahun dan Donald Trump 78 tahun akan bertarung di kontestasi pemilihan Presiden AS di usia yang tak lagi muda.


Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

19 hari lalu

Joe Biden dan Donald Trump dalam debat kandidat Presiden AS, 23 Oktober 2020.  REUTERS/Jim Bourg/Pool
Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

Top 3 dunia adalah Joe Biden akan bertanding ulang melawan Donald Trump di Pilpres AS hingga masyarakat Arab di Amerika Serikat kecewa.