TEMPO.CO, Jakarta - Armenia dan Azerbaijan melakukan pertukaran tawanan perang yang dimediasi oleh Rusia setelah konflik berdarah di daerah kantong Nagorno-Karabakh, kata kementerian pertahanan Rusia pada Selasa.
Konflik enam minggu antara Azerbaijan dan pasukan etnis Armenia di wilayah tersebut dan daerah sekitarnya dihentikan oleh kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi Rusia bulan lalu.
Dikutip dari Reuters, 15 Desember 2020, pertempuran itu memberikan keuntungan teritorial bagi Azerbaijan dan telah memicu kemarahan di Yerevan, memicu demonstrasi terhadap Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan.
Di Armenia, perjanjian gencatan senjata memicu kemarahan dan protes anti-pemerintah, dengan ribuan orang secara turun ke jalan untuk menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Nikol Pashinian atas penanganannya atas konflik tersebut, Radio Free Europe/Radio Liberty melaporkan.
Ribuan orang berunjuk rasa di ibu kota Armenia pada 14 Desember, meneriakkan "Nikol, pergi!" dan "Armenia tanpa Nikol!"
Pashinian, yang merebut kekuasaan di tengah protes nasional pada 2018, mengatakan dia tidak berencana untuk mundur, bersikeras bahwa dia menandatangani kesepakatan karena dia bertanggung jawab untuk memastikan keamanan nasional dan menstabilkan wilayah bekas republik Soviet.
Politisi oposisi telah menyerukan pembentukan pemerintahan sementara yang baru hingga pemilihan awal dapat diadakan dalam beberapa bulan mendatang.
Gestur Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev saat menemui pendukungnya di distrik Fuzuli dan Jabrayil di wilayah Nagorno-Karabakh, pada 16 November 2020. Official web-site of President of Azerbaijan/Handout via REUTERS
Pasukan penjaga perdamaian Rusia telah dikerahkan di wilayah Nagorno-Karabakh.
Pada Senin malam, Wakil Perdana Menteri Armenia Tigran Avinyan mengatakan sekelompok 44 tahanan Armenia telah kembali ke Armenia setelah mediasi Rusia, kantor berita Interfax melaporkan.
Sebuah pesawat militer Rusia juga menerbangkan sekelompok 12 tahanan Azeri ke Baku sebagai bagian dari pertukaran yang sama. Otoritas Azeri mengkonfirmasi kedatangan mereka.
Pertukaran tawanan perang Azerbaijan dan Armenia disampaikan Rustam Muradov, komandan pasukan penjaga perdamaian Rusia, dalam video kementerian pertahanan Rusia yang diterbitkan pada Selasa.
Nagorno-Karabakh secara internasional diakui sebagai bagian dari Azerbaijan, tetapi etnis Armenia yang merupakan sebagian besar penduduk di kawasan itu menolak pemerintahan Azerbaijan.
Etnis Armenia telah mengatur pemerintahan mereka sendiri, dengan dukungan dari Armenia, sejak pasukan Azerbaijan dan warga sipil Azeri diusir dari wilayah tersebut dan tujuh distrik yang berdekatan dalam perang yang berakhir dengan gencatan senjata pada 1994.
Sumber:
https://www.reuters.com/article/us-armenia-azerbaijan-prisoners/armenia-and-azerbaijan-exchange-first-prisoners-after-karabakh-war-idUSKBN28P0SD?il=0
https://www.rferl.org/a/azerbaijan-armenia-swap-prisoners-nagorno-karabakh/31000682.html