TEMPO.CO, Jakarta - Angka penyebaran virus corona di Jepang mengalami kenaikan. Jepang melaporkan pada Sabtu, 12 Desember 2020 ada lebih dari 3 ribu kasus barus positif Covid-19 di negara itu.
Penyebaran Covid-19 memburuk di Ibu Kota Tokyo, di wilayah utara Pulau Hokkaido dan Kota Osaka. Kendati wabah virus corona memburuk, Jepang sangat menghindari lockdown dan memilih fokus pada subsidi ekonomi.
Jazz Lounge En Counter bar di Tokyo berupaya mencegah penyebaran virus corona antar tamu dan pelayan bar. Sumber: Reuters/asiaone.com
Pada gelombang pertama wabah virus corona yang terjadi pada musim semi 2020, Jepang meminta masyarakat agar menahan diri agar tidak jalan-jalan keluar rumah. Aktivitas bisnis pun dibatasi atau jam operasionalnya dipangkas.
Akan tetapi, Jepang dibawah pemerintahan yang berbeda mengeluarkan aturan lain. Pada akhir pekan lalu, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga mengatakan pihaknya tidak menghentikan sebuah kampanye subsidi wisata domestik. Sebab Jepang mempertimbangkan faktor ekonomi.
Sejumlah kritik yang muncul menyebut bahwa mendorong orang-orang agar plesiran malah membuat virus corona menyebar. Laporan media di Jepang pada Senin, 14 Desember 2020 mewartakan Perdana Menteri Suga mungkin saja bakal membatasi program wisata domestik itu setelah jajak pendapat pada akhir pekan lalu memperlihatkan dukungan kepadanya tergerus akibat caranya menangani pandemi virus corona.
Beberapa negara di kawasan Asia diperkirakan bakal mendapatkan vaksin virus corona dalam beberapa pekan ke depan mengingat saat ini negara-negara tersebut sedang menyusun jadwal. Ini membuat mereka memiliki waktu untuk mencek efek samping penyuntikan vaksin virus corona atau melakukan uji coba sendiri tahap akhir.
Sumber: https://www.reuters.com/article/health-coronavirus-asia/japan-south-korea-fret-as-surging-coronavirus-undermines-leaders-support-idUSKBN28O0HO