TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Korea Selatan memobilisasi personil militernya ke ibu kota Seoul. Mereka ditugaskan untuk membantu petugas medis di sana seiring dengan memburuknya pandemi COVID-19 di sana.
"Situasinya kritis. Saya akan menerjunkan 800 personil militer, polisi, dan pegawai negeri di setipa distrik Seoul untuk melacak pasien-pasien COVID-19 potensial," uja Perdana Menteri Korea Selatan Chung Sye-kyun, dikutip dari Channel News Asia, Jumat, 11 Desember 2020.
Per berita ini ditulis, Korea Selatan mencatatkan 40.786 kasus dan 572 kematian akibat COVID-19. Angka tersebut sudah menghitung pertambahan dalam 24 jam terakhir di mana ada 688 kasus dan 8 kematian baru.
Hal yang membuat Korea Selatan khawatir, kasus-kasus baru meningkat tajam sejak November 2020. Dari yang awalnya hanya bertambah di kisaran 100-200 kasus per hari di bulan Oktober, sejak November meningkat jadi 600-700 kasus per hari.
Kebanyakan penambahan kasus tersebut juga berasal dari kluster lokal, bukan impor. Dilansir dari Channel News Asia, kasus-kasus baru berdatangan dari Seoul dan sekitarnya seperti Incheon dan Geyonggi. Populasi Incheon dan Gyeonggi, apabila ditotal, mencapai 13,5 juta orang.
Para petugas medis awalnya masih bisa menangani pelacakan dan penanganan kasus COVID-19 sekaligus. Namun, seiring bertambahnya jumlah kasus, mereka kewalahan yang memaksa pemerintah Korea Selatan untuk melakukan penambahan tenaga dan peralatan secara cepat. Bahkan, pemerintah Korea Selatan membangun rumah sakit dadakan di dalam kontainer demi mengurangi beban rumah sakit.
"Pada akhirnya, untuk menekan pandemi ini, kuncinya adalah mengendalikan penyebaran virus (COVID-19) di wilayah Seoul," ujar Chung.
Sementara itu, terkait vaksinasi COVID-19 warga Korea Selatan, gudang super dingin Superfreeze sudah bersiap untuk menyimpan vaksin dari Pfizer. Sebagaimana diketahui, vaksin Pfizer membutuhkan tempat penyimpanan dengan suhu minus puluhan derajat celcius agar tidak rusak. Superfreeze dilaporkan memiliki suhu -70 derajat celcius berkat peggunaann nitrogen cair.
Pengelola Superfreeze, CEO Kim Jin-Ha, mengaku sudah dihubungi oleh Agensi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Korea Selatan sejak November. Walaupun agensi terkait belum memastikan bahwa gudang benar akan dipakai, Jin-ha mengatakan pihaknya diminta untuk mulai bersiap-siap.
"Kami diminta untuk menyiapkan rencana dan perkiraan biaya untuk penyimpanan dan distribusi vaksin, termasuk bagaimana pengiriman ke 260 lokasi berbeda," ujar Jin-Ha.
Per berita ini ditulis, Korea Selatan telah memesan masing-masing 20 juta dosis vaksin COVID-19 dari Moderna, AstraZeneca, serta Pfizer. Mereka juga memesan dalam jumlah lebih kecil, 4 juta dosis, dari Johnson & Johnson.
ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA.