TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Terpilih Joe Biden mendapat pertentangan dari partainya sendiri perihal nominator Menteri Pertahanan pilihannya, Jenderal Lloyd Austin. Partai Demokrat mempermasalahkan latar belakang Austin yang militer sementara mereka merasa Pentagon lebih pas diisi seorang sipil. Di sisi lain, Austin belum lama berhenti dari dinas militer sementara aturannya adalah jeda 7 tahun.
Senator-senator Demokrat menegaskan bahwa mereka tidak mempertanyakan capaian dan jasa Austin. Menurut mereka, Austin telah berjasa banyak untuk Amerika dan akan mencetak sejarah apabila menjadi Menhan. Namun, mereka tidak bisa begitu saja mengesampingkan aturan demi melanggengkan jalan Austin sebagai Afrikan-Amerikan pertama yang menjadi Menhan.
"Sungguh menyenangkan dan akan menjadi catatan sejarah. Tetapi, saya beranggapan bahwa mengesampingkan aturan jeda 7 tahun (sejak mengakhiri dinas militer) akan bertentangan dengan aturan dasar soal perlunya kontrol sipil terhadap militer," ujar Senator Demokrat asal Connecticut dan anggota Dewan Dinas Militer, Richard Blumenthal, dikutip dari CNN, Rabu, 9 Desember 2020.
Selain Blumenthal, yang tegas menolak pemilihan Austin, juga ada Senator Masschusetts Elizabeth Warren yang menolak. Elizabeth Warren adalah salah satu kompetitor Joe Biden dalam pemilihan calon Presiden Amerika dari Partai Demokrat beberap bulan lalu.
Menurut Elizabeth Warren, mengesampingkan aturan demi mendukung Austin akan melanggar prinsip dan sikap konsistennya. Ketika inkumben Presiden Donald Trump menunjuk James Mattis sebagai Menteri Pertahanan pertamanya, kata Warren, dirinya memprotes hal itu sehingga tak elok jika dirinya memperlakukan Austin secara berbeda.
"Saya menolak pengecualian untuk Jenderal Mattis, maka saya juga akan menolak pengecualian untuk Jenderal Austin. Menurut saya kita tidak bisa memberikan pengecualian itu," ujar Warren yang juga duduk di Dewan Dinas Militer.
Presiden AS Donald Trump dan Menteri Pertahanan AS Jim Mattis menghadiri laga sepak bola antar akademi Angkatan Laut AS, di Lincoln Financial Field, Philadelphia, AS, 8 Desember 2018. REUTERS/Jim Young
Senator Mazie Hirono dari Hawaii tak ketinggalan berkomentar. Menurutnya, mempertahankan kontrol sipil terhadap institusi pertahanan adalah hal yang bijak dan penting. Oleh karenanya, ia tidak akan mendukung pilihan Joe Biden kali ini walau akan menjadi pilihan bersejarah.
Tidak sedikit juga yang terbuka untuk memberikan pengecualian terhadap Austin. Senator Jack Reed dari Rhode Island menyatakan akan mendukung pemilihan Austin oleh Joe Biden. Namun, ia meminta syarat bahwa hanya sekali saja Joe Biden meminta pengecualian.
"Agar adil, saya rasa kita perlu memberi kesempatan kepada nominasi untuk menyampaikan argumennya...Mattis dan Austin tidak berbeda. Salah satu alasan saya dulu memberi pengecualian untuk Mattis karena dia memberikan argumen yang logis ketika sesi tanya jawab," ujar Reed.
Senator Tim Kaine dari Virginia menyatakan hal senada. Menurutnya terlalu sulit untuk menutup mata atas capaian Austin dan kemudian tidak memberikan pengecualiaan.
"Kalau bisa, tentu saya memilih tidak memberikan pengecualian, tapi saya terbuka untuk sebaliknya. Menurut saya pengecualian harus langka saja," ujarnya.
Joe Biden, hingga berita ini ditulis, belum memberikan tanggapan. Namun, menurut sejumlah pengamat, ia bisa mencari dukungan dari Republikan untuk mendukung pengecualiaan terhadap Austin seperti kepada Mattis dulu. Joe Biden memiliki agenda untuk membentuk kabinet yang inklusif. menjunjung keberagaman.
ISTMAN MP | CNN
https://edition.cnn.com/2020/12/08/politics/democratic-pushback-biden-cabinet-pick/index.html