TEMPO.CO, Jakarta - Seorang komandan senior di Iran meyakinkan pembunuhan terhadap Mohsen Fakhrizadeh, ilmuwan nuklir, pada bulan lalu dilakukan oleh kecerdasan buatan dan sebuah senjata mesin yang dilengkapi dengan sebuah satelit pengendali yang bagus.
“Tidak ada teroris yang diturunkan ke di lapangan, Fakhrizadeh sedang menyetir mobil ketika sebuah senjata menggunakan kamera tingkat tinggi diarahkan padanya. Tembakan mesin diletakkan di sebuah truk pick-up dan dikendalikan oleh sebuah satelit,” kata Ali Fadavi, Wakil Komandan Garda Revolusi Iran, Minggu, 6 Desember 2020.
Ebrahim Raisi, kepala pengadilan Iran, dan anggota keluarga ilmuwan nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh duduk di samping jenazahnya di Teheran, Iran 28 November 2020. Pembunuhan terhadap ilmuwan nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh pada Jumat diduga dilakukan dengan menggunakan senapan mesin yang dikendalikan telekendali (remote control) dari jarak jauh. Office of the Iranian Judiciary/WANA (West Asia News Agency)/Handout via REUTERS
Iran menyalahkan Israel atas pembunuhan Fakhrizadeh, yang dipandang oleh badan-badan intelijen asing sebagai dalang atau otak program pengembangan kemampuan senjata nuklir Iran. Tehran sudah lama menyangkal tuduhan ambisi pengembangan senjata nuklir tersebut.
Sedangkan Israel tidak menyangkal - tidak pula mengkonfirmasi bertanggung jawab atas pembunuhan terhadap Fakhrizadeh. Namun di masa lalu, Israel telah mengakui melakukan operasi pengumpulan operasi intelijen untuk melawan program nuklir musuh bebuyutannya itu.
Fakhrizadeh tewas pada siang bolong, 27 November 2020, di berondong peluru saat di kendaraannya. Lokasi kejadian persisnya di sebuah jalan tol dekat Ibu Kota Tehran.
Otoritas Iran mengatakan mereka telah menemukan sejumlah titik terang soal pembunuhan ini, namun mereka belum menahan seorang pun. Tak lama setelah Fakhrizadeh dibunuh, saksi mata mengatakan sebuah truk meledak sebelum sekelompok laki-laki bersenjata menghujani tembakan ke mobil Fakhrizadeh.