TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Terpilih, Joe Biden, mengaku telah meminta pakar epidemi Anthony Fauci untuk bergabung dengan administrasinya. Joe Biden berkata, dirinya membutuhkan Anthony Fauci untuk membantu pengendalian COVID-19, termasuk soal vaksin.
Diberitakan sebelumnya, Anthony Fauci telah bertemu dengan Joe Biden pada Kamis kemarin, 3 Desember 2020. Dalam pertemuan tersebut, menurut laporan CNN, keduanya berbincang-bincang soal strategi penanganan pandemi COVID-19. Joe Biden, ketika memenangi Pilpres Amerika, sudah menegaskan bahwa penanganan COVID-19 akan menjadi salah satu fokusnya.
"Saya meminta dia untuk bertahan di posisi yang sama, posisi yang sudah ia isi di masa kepemimpinan berbagai presiden. Saya juga meminta untuk menjadi Ketua Penasehat Medis dan menjadi bagian dari Satgas COVID-19," ujar Joe Biden, dikutip dari kantor berita Reuters, Kamis, 3 Desember 2020.
Sebagaimana diketahui, sejak berbeda pendapat dengan inkumben Donald Trump soal penanganan COVID-19, Anthony Fauci menjaga jarak dengan Gedung Putih. Di sisi lain, Donald Trump pun mengesampingkannya dan lebih mendengarkan dokter Scott Atlas yang belum lama ini mengundurkan diri dari Satgas COVID-19 Amerika.
Dengan gaya blak-blakan, Anthony Fauci kerap mengkritik cara Donald Trump menangani COVID-19 yang menurutnya kurang dalam hal persiapan, komunikasi, dan koordinasi. Ia juga beberapa kali menyebut Scott Atlas bukan figur yang tepat untuk dijadikan penasehat karena latar belakangnya tidak berkaitan dengan epidemi.
Anthony Fauci, Direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases, mendengarkan ketika Presiden AS Donald Trump menjawab pertanyaan selama pengarahan harian satuan tugas virus Corona di Gedung Putih di Washington, AS, 25 Maret 2020. [REUTERS / Jonathan Ernst]
Meski dikesampingkan oleh Donald Trump, Anthony Fauci tetap dihormati di komunitas ahli epidemi. Ia dianggap sebagai figur yang tepat untuk menjadi penasehat medis karena pengalaman panjangnya di pemerintahan. Joe Biden pun mengatakan bahwa dia tidak akan mendistribusikan vaksin COVID-19 apabila Fauci menyatakan vaksinnya tidak aman.
Diberitakan sebelumnya, Badan Administrasi Obat-obatan dan Makanan Amerika (FDA) akan mengkaji vaksin dari Pfizer dan Moderna Desember ini. Kedua vaksin tersebut diklaim 94-95 persen efektif dalam uji klinis mereka. Berbekal data itu, Pfizer dan Moderna meminta izin kepada Pemerintah Amerika untuk memperbolehkan distribusi vaksin buatan mereka.
"Sangat penting untuk menyampaikan kepada warga Amerika bahwa vaksinnya aman...Warga sudah kehilangan keyakinan bahwa vaksinnya akan bekerja," ujar Joe Biden yang siap menerima vaksin COVID-19 jika dinyatakan aman oleh Fauci.
Sembari menunggu keputusan Anthony Fauci, Joe Biden sudah merekrut koordinator Satgas COVID-19 untuk administrasinya. Ia bernama Jeffrey Zients, mantan pejabat di era Presiden Barack Obama. Sebagai koordinator, kata Joe Biden, pria berlatar belakang bisnis itu akan bertanggungjawab mengatur distribusi vaksin COVID-19 begitu disahkan FDA.
Sebelum direkrut sebagai koordinator, Zients sudah membantu Joe Biden berkomunikasi dengan gubernur-gubernur negara bagian soal rencana distribusi mereka. Hal itu untuk memastikan setipa negara bagian sudah memiliki mekanisme pembagian vaksin, termasuk data-data calon penerima.
Per berita ini ditulis, Amerika masih menjadi episentrum pandemi COVID-19. Amerika mencatatkan 14,5 juta kasus dan 282 ribu kematian akibat COVID-19. Dalam 24 jam, kasus bertambah 12 ribu. Joe Biden berencana menerapkan 100 hari wajib pakai masker untuk menekan angka itu.
ISTMAN MP | REUTERS