TEMPO.CO, Jakarta - Putra Mahkota Jepang Akishino, adik laki-laki Kaisar Naruhito, mengatakan dia merestui putrinya, Putri Mako, menikahi pacarnya yang ia kenal sejak berkuliah di satu universitas, Kei Komuro.
Namun, Putra Mahkota Akishino menegaskan ibu Komuro harus menyelesaikan perselisihan keuangan dengan tunangannya yang sedang berlangsung.
"Maksud saya, saya menyetujui mereka menikah. Konstitusi mengatakan pernikahan harus didasarkan hanya pada persetujuan bersama dari kedua jenis kelamin. Jika itu yang mereka inginkan, maka saya pikir itu adalah sesuatu yang perlu saya hormati sebagai orang tua," kata putra mahkota pada konferensi pers di Tokyo yang diadakan menjelang ulang tahunnya yang ke-55 pada Senin, dikutip dari Kyodo News, 1 Desember 2020.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan awal bulan ini, Putri Mako, 29 tahun, bertekad untuk melanjutkan pernikahannya yang semula dijadwalkan pada 2018, tetapi ditunda menyusul laporan perselisihan antara ibu Komuro dan mantan tunangannya mengenai uang, termasuk biaya pendidikan untuk putranya yang ditanggung pria itu.
Pada saat itu, Badan Rumah Tangga Kekaisaran mengutip putra mahkota dan istrinya, Putri Mahkota Kiko, yang mengatakan bahwa mereka menghormati perasaan dua sejoli itu.
Komentar terakhirnya datang ketika pangeran menanggapi wartawan yang memintanya pada konferensi pers untuk menjelaskan apa yang dia maksud.
Namun, dia juga mengatakan belum ada jadwal yang ditetapkan untuk pernikahan putrinya, mempertahankan pandangannya bahwa keluarga Komuro harus menyelesaikan perselisihan keuangan.
"Agar banyak orang diyakinkan dan merayakan (pernikahan), saya telah mengatakan bahwa masalah ini penting untuk ditangani," kata putra mahkota, yang berada di garis pertama takhta krisan Kekaisaran Jepang.
"Dari sudut pandang saya, saya pikir mereka tidak berada dalam situasi di mana banyak orang yakin dan senang (tentang pernikahan mereka)," katanya, seraya menambahkan bahwa dia yakin Putri Mako juga sadar bahwa rencana pernikahannya belum mendapat cukup dukungan publik.
Pangeran Jepang Hisahito, bersama ayahnya Pangeran Mahkota Akishino melihat sapi saat berjalan-jalan di sekitar sawah di Punakha, Bhutan, 21 Agustus 2019. Imperial Household Agency of Japan/Handout via REUTERS
Sejak Agustus 2018, Komuro menuntut ilmu di fakultas hukum Fordham University di New York dan berencana untuk mengikuti ujian pengacara di Amerika Serikat setelah menyelesaikan studinya di universitas tersebut tahun depan, menurut The Japan Times.
Putri Mako dan Komuro, 29 tahun, mengumumkan rencana mereka untuk bertunangan pada September 2017. Media Jepang mengatakan pernikahan mereka akan dilangsungkan pada November 2018, tetapi pada Februari tahun itu diumumkan bahwa pernikahan mereka akan ditunda hingga 2020.
Sementara putra mahkota mengatakan dalam konferensi pers terbaru bahwa dia menghormati keinginan putrinya, mengacu pada hak konstitusional pasangan untuk menikah, dia mengatakan bahwa pernikahan dan pertunangan adalah dua hal yang berbeda. Putra mahkota juga mendesak pasangan itu untuk memberikan penjelasan publik tentang perkembangan pernikahan mereka ketika rencana untuk menikah ditetapkan.
Dalam pernyataan awal bulan ini, Putri Mako mengatakan pasangan itu menganggap pernikahan sebagai pilihan yang diperlukan bagi mereka, tetapi menambahkan bahwa mereka mengakui bahwa beberapa orang bersikap negatif tentang hal itu.
Di bawah hukum Jepang, anggota perempuan dari keluarga kekaisaran harus meninggalkan status kerajaan mereka setelah menikah dengan orang bukan bangsawan. Mereka biasanya menerima pembayaran sekaligus dari negara untuk menjaga martabat posisi mereka setelah meninggalkan rumah tangga kekaisaran.
Karena pembayaran itu berasal dari uang pajak, rencana pernikahan sang putri memicu perdebatan luas. "Pertunangan dianggap sebagai ikatan antarkeluarga, jadi berbeda dengan pernikahan yang didasarkan pada pilihan individu," kata Hideya Kawanishi, seorang profesor di Sekolah Pascasarjana Universitas Nagoya.
Pangeran Akishino secara resmi dinyatakan sebagai pewaris takhta pertama Kekaisaran Jepang dalam upacara tradisional yang diadakan pada 8 November, menyusul penundaan tujuh bulan karena pandemi virus corona.
Selama krisis kesehatan global, putra mahkota telah menjalankan tugasnya secara online dan menerima pengarahan virtual dari para ahli dan orang lain tentang virus tersebut. Putra Mahkota Jepang mengatakan dia telah menghabiskan lebih banyak waktu di rumah bersama istri dan ketiga anaknya, Putri Mako, Putri Kako, 25 tahun, dan Pangeran Hisahito, 14 tahun.
Sumber:
https://english.kyodonews.net/news/2020/11/c9556702e139-japan-crown-prince-says-he-approves-of-daughters-marriage.html
https://www.japantimes.co.jp/news/2020/11/30/national/japan-crown-prince-akishino-princess-mako-marriage/