TEMPO.CO, Jakarta - Hubungan diplomatik Australia dan Cina semakin memanas setelah Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina mencuit gambar Twitter fabrikasi yang menunjukkan tentara Australia menyayat leher seorang bocah Afganistan. Pemerintah Australia melayangkan protes atas unggahan gambar tersebut.
Kedutaan Besar Cina di Australia mengatakan politisi Australia telah "salah membaca" cuit Twitter yang menunjukkan gambar fabrikasi seorang tentara Australia yang memegang pisau berlumuran darah di tenggorokan seorang anak Afganistan, dan menuduh Perdana Menteri Scott Morrison mencoba membangkitkan nasionalisme.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison pada Senin menyebut cuit yang diunggah oleh juru bicara kementerian luar negeri Cina, Zhao Lijian, "benar-benar menjijikkan" dan menuntut permintaan maaf.
Dikutip dari Reuters, 1 Desember 2020, pada hari Selasa kicauan tersebut ditempelkan di bagian atas akun media sosial Zhao, dan surat kabar China Global Times, yang terkenal dengan pandangan nasionalistis, mewawancarai seniman Cina yang membuat gambar tersebut.
Namun, Kedutaan Besar Cina di Canberra telah mengeluarkan pernyataan baru yang menuduh pemerintah Australia berusaha mengalihkan perhatian dari kekejaman yang dilakukan oleh tentara Australia di Afganistan.
"Kemarahan dan raungan beberapa politisi dan media Australia hanyalah salah membaca dan bereaksi berlebihan terhadap cuit Zhao," kata kedutaan besar Cina di Canberra dalam pernyataan hari Selasa.
Gambar tentara Australia menyayat leher bocah Afganistan ini diunggah oleh juru bicara Pemerintah Cina Zhao Lijian ke Twitter. Foto telah diburamkan oleh ABC.[Twitter Lijian Zhao/ABC])
Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Australia telah menelepon Duta Besar Cina di Australia, Cheng Jingye, pada Senin untuk memprotes unggahan media sosial itu.
"Australia berusaha untuk memicu nasionalisme domestik, dan mengalihkan perhatian publik dari kekejaman yang mengerikan yang dilakukan oleh tentara Australia tertentu", balas Cheng.
Beijing telah menolak tuntutan untuk meminta maaf atas gambar tersebut, yang dibagikan oleh juru bicara kementerian luar negeri China, Zhao Lijian, pada hari Senin.
Dikutip dari ABC Australia, pada konferensi pers pada Selasa, juru bicara kementerian luar negeri Cina Hua Chunying mengatakan hal senada dengan kedubesnya di Canberra bahwa reaksi pemerintah Australia bertujuan untuk mengalihkan perhatian dari masalah yang diangkat dalam laporan kejahatan perang.
"Saya yakin banyak orang seperti saya bertanya-tanya mengapa pihak Australia bereaksi sangat mengejutkan dan berusaha mengalihkan kesalahan," katanya.
"Dan mencoba menggantinya dengan sikap keras terhadap Cina," ujar Chunying.
Pekan lalu Cina mengonfirmasi akan mengenakan tarif 200 persen untuk anggur Australia saat melakukan penyelidikan anti-dumping.
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan Selandia Baru prihatin dengan pihak berwenang Cina atas penggunaan gambar tentara yang "tidak sebenarnya".
Gambar ini menyinggung penyelidikan independen atas tuduhan kejahatan perang oleh pasukan khusus Australia di Afganistan, yang menemukan 39 tahanan tak bersenjata dan warga sipil tewas oleh tentara Australia, dan Australia mengatakan 19 tentara akan dirujuk untuk kemungkinan penuntutan pidana.
Pada rilis laporan tentang dugaan kejahatan perang yang berjudul Brereton War Crimes Report, Kepala Staf Angkatan Darat Australia, Jenderal Angus Campbell, menyampaikan permintaan maaf kepada rakyat Afganistan atas tindakan tentara Australia tersebut.
Sementara PM Morrison meminta maaf kepada presiden Afghanistan Ashraf Ghani sebelum rilis publik dari laporan investigasi dua minggu lalu.
Jenderal Campbell juga mengatakan tentara Australia yang dituduh melakukan kejahatan perang akan ditangani di bawah sistem peradilan Australia dan tindakan disipliner lainnya akan diambil atas dasar "kasus per kasus", tetapi tidak ada yang keluar dari meja peradilan.
Sumber:
https://uk.reuters.com/article/uk-australia-china-tweet/chinese-embassy-says-australia-misread-offending-social-media-post-idUKKBN28B3YR
https://www.abc.net.au/news/2020-12-01/china-accuses-scott-morrison-of-stoking-nationalism-afghanistan/12939734