TEMPO.CO, - Pemerintah Singapura menargetkan penduduknya yang merokok turun hingga di bawah 10 persen. Target ini dibuat seiring suksesnya sejumlah kebijakan mereka dalam mengurangi perokok sejak kemerdekaannya pada 1965.
Badan Lingkungan Nasional (NEA) mengatakan sejumlah kebijakan anti-rokok Singapura telah menunjukkan beberapa keberhasilan. Misalnya, sejak awal 1970-an, pemerintah Singapura telah mengkampanyekan gaya hidup bebas asap rokok di Singapura.
Menurut NEA, seperti dikutip dari Channel News Asia, di awal-awal kemerdekaan Singapura, merokok masih diperbolehkan di dalam ruangan. Namun, tidak lama kemudian undang-undang yang mengatur larangan merokok di tempat tertentu diperkenalkan pada Oktober 1970.
Sejak saat itu tingkat merokok di Singapura terus menurun. Pada 1992 jumlah penduduk Singapura yang merokok tercatat 18,3 persen. Pada 2019 angka tersebut turun menjadi 10,6 persen. NEA mengklaim keberhasilan ini tercapai melalui kombinasi dari penerbitan peraturan dan pendidikan publik.
NEA menjelaskan pihak berwenang telah mengatur iklan tembakau dan melakukan berbagai kampanye anti-merokok, dengan memperhatikan daya pikatnya terhadap kaum muda.
Pemerintah juga menaikkan usia minimum bagi perokok, membuat produk tembakau lebih mahal dengan pajak yang lebih tinggi, dan melarang merokok di lebih banyak tempat. "Larangan perdana pada tahun 1970 telah secara progresif diperluas ke banyak tempat umum lainnya," kata NEA dikutip dari CNA, Ahad, 29 November 2020.
NEA mencatat ada lebih dari 32 ribu titik dilarang merokok di Singapura, termasuk di jalan-jalan kecil dan daerah pemukiman umum. "NEA telah secara bertahap memperluas daftar tempat terlarang merokok yang tercakup dalam Undang-undang tersebut dengan berkonsultasi dengan publik dan pemangku kepentingan terkait," kata mereka.
Namun, Pemerintah ingin mengurangi tingkat merokok lebih jauh lagi, hingga di bawah 10 persen dari populasi pada tahun ini.
Sekretaris Parlemen Senior Bidang Kesehatan Amrin Amin menyebut tujuan ini ambisius. Pasalnya, kata dia, menurut Badan Promosi Kesehatan (HPB), tingkat merokok di Singapura sudah salah satu yang terendah di dunia.
Beberapa ahli dan pemangku kepentingan yang ditemui CNA menawarkan sejumlah opsi untuk membantu menurunkan tingkat perokok. Misalnya, seorang pakar kesehatan masyarakat mengatakan pemerintah dapat mempertimbangkan untuk menawarkan perlindungan yang lebih baik dari asap rokok orang lain, meningkatkan kembali pajak tembakau dan mengatur rasa tembakau.
Anggota Parlemen (MP) Louis Ng, yang mengepalai Komite Parlemen Pemerintah untuk Keberlanjutan dan Lingkungan, mengatakan pihak berwenang juga dapat memberikan lebih banyak subsidi untuk program berhenti merokok dan meluncurkan kampanye yang berfokus pada manfaat tidak merokok.
CHANNEL NEWS ASIA
https://www.channelnewsasia.com/news/singapore/in-focus-singapore-smoking-quit-second-hand-smoke-cigarettes-13643864