TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 1.300 orang di Inggris mendapat informasi keliru yang menyebut kalau mereka terinfeksi virus corona. Salah diagnosis itu terjadi setelah sebuah labolatorium mengalami error.
Kementerian Kesehatan dan Perawatan Sosial Inggris pada Sabtu, 28 November 2020 mengatakan labolatorium yang error itu ada pada sistem pengujian dan pelacakan NHS milik pemerintah Inggris.
“Sistem pengujian dan pelacakan telah menghubungi sekitar 1.311 orang yang sudah mendapat informasi keliru kalau hasil tes mereka positif Covid-19 (yang benar tidak kena Covid-19),” kata juru bicara NHS.
Orang-orang berjalan di Jembatan Milenium dengan latar pemandangan Katedral St. Paul di London, Inggris, Sabtu, 1 Agustus 2020. Pemerintah Inggris pada Jumat lalu mengumumkan penundaan pelonggaran beberapa langkah pembatasan menyusul jumlah infeksi coronavirus yang meningkat. (Xinhua/Han Yan)
Salah diagnosis itu untuk tes virus corona yang dilakukan pada 19 November dan 23 November 2020. Kekeliruan terjadi karena ada sebuah masalah pada sekumpulan zat kimia yang digunakan untuk pengujian sehingga membuat hasi tes tidak berlaku.
“Tindakan untuk memberi tahu mereka yang terdampak oleh isu ini sudah dilakukan. Mereka yang salah diagnosis sudah diminta untuk melakukan tes Covid-19 lagi dan melanjutkan karantina mandiri jika muncul gejala virus corona,” demikian keterangan NHS, sebuah badan kesehatan di Inggris.
Error yang terjadi ini masih dalam penyelidikan mendalam.
Pemerintah Inggris mengumumkan sudah mengucurkan dana tambahakan sebesar 7 miliar GBP atau Rp 131 triliun untuk pengadaan tes virus corona dan memberlakukan sistem lacak jejak. Program itu bagian dari tes massal Covid-19.
Sumber: https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-britain-testing/uk-testing-error-wrongly-tells-1300-people-they-have-coronavirus-idUSKBN2880CV