Mengutip sumber di kementerian pertahanan Jepang, harian Sankei menyebutkan, Tokyo telah mendapatkan informasi seputar isi pengumuman dari Korea Utara Senin (20/10) besok.
Dikatakan, spekulasi yang di beredar di kalangan pejabat pemerintah Jepang mengatakan, kemungkinan besar pengumuman itu berisi informasi kematian Kim Jong Il, serta kemungkinan perombakan kabinet pemerintah di bawah tekanan kudeta.
Laporan harian itu muncul sehari setelah harian terkemuka Jepang Yomiuri menurunkan laporannya yang menyebut, Korea Utara telah memerintahkan para diplomatnya di luar negeri agar bersiap menerima pengumuman penting.
Meski demikian, para pengamat Korea Utara di Korea Selatan mengaku tidak ada yang istimewa dengan spekulasi yang beredar pada Minggu (19/10) ini.
Salah seorang pengamat pada Lembaga Pengamat Keamanan Sejong, Paik Hak Soon, menegaskan suatu hal yang muskil dan kebohongan besar bila dikatakan bahwa Pyongyang membutuhkan waktu selama beberapa hari untuk mengumumkan kematian Kim Jong Il.
"Menurut saya, laporan media Jepang tersebut tak didukung oleh bukti otentik yang kuat," kata Paik Hak Soon yang berpendapat laporan itu merupakan upaya mengguncang Pemerintah Korea Utara dengan memunculkan kembali spekulasi tentang kondisi.
Seperti diketahui, Kim Jong Il (66) telah menghilang dari perhatian publik pada pertengahan Agustus lalu. Pemimpin tertinggi Korea Utara itu juga tidak tampil pada dua perayaan hari nasional penting Korea Utara dalam beberapa bulan terakhir.
Absennya Kim Jong Il itu telah menimbulkan spekulasi, bahwa pemimpin Korea Utara itu telah sakit dan dalam kondisi kritis. Menyusul sepekulasi itu, beberapa pejabat Pemerintah Amerika Serikat dan Korea Selatan menjelaskan, Kim Jong Il mengidap stroke dan telah menjalani operasi otak.
Namun, berbagai pernyataan itu, dibantah oleh Korea Utara. Mereka juga membantah bahwa Kim Jong Il mengidap penyakit.
AP/Arif Arianto