TEMPO.CO, Jakarta - Produsen pesawat terbang dari Eropa, Airbus, menemukan pembeli untuk enam pesawat tipe A320 buatnnya. Sebelumnya burung besi tersebut hendak dibeli AirAsia di Malaysia, namun tidak jadi karena maskapai itu mengalami surplus atau ada kelebihan pesawat ‘nganggur’ gara-gara wabah virus corona.
Pesawat-pesawat yang ‘tidak diinginkan’ tersebut menggambarkan masalah di industri penerbangan akibat pandemi virus corona.
Ilustrasi pesawat parkir di bandara. REUTERS
Pada April 2020 lalu, Airbus membuka sejumlah tender untuk penjualan enam pesawat, yang tidak jadi dibeli AirAsia. Sebuah sumber di industri penerbangan mengatakan sekarang ini, keenam burung besi tersebut sudah menemukan rumah-rumah baru mereka, di mana pengiriman pesawat yang terakhir dilakukan pada bulan ini. Airbus menolak berkomentar soal ini.
Airbus telah secara stabil meningkatkan jumlah pengiriman pesawat karena telah mengunci kesepakatan dengan perusahaan-perusahaan penerbangan untuk menjadwal ulang pengiriman atau menyimpan dulu pesawat-pesawat pesanan tersebut.
Sebelumnya pada bulan lalu, Airbus mengatakan telah mengurangi jumlah pesawat yang tidak dapat dikirim selama krisis akibat virus corona sebanyak 10 unit, menjadi 135 unit. AirAsia menarik pesanannya karena sekarang banyak pesawat maskapai itu nganggur, di mana jumlah pemangkasan tertinggi mungkin terjadi pada November 2020.
Sumber di Eropa mengatakan, Airbus masih melihat adanya permintaan yang kuat untuk pesawat A321 dan secara luas telah mempertahankan nilainya. Airbus pun mempertahankan rencana untuk meningkatkan output penjualan burung besi tersebut.
Sumber: https://www.reuters.com/article/us-airbus-aircraft/airbus-re-sells-six-unwanted-jets-built-for-airasia-idUSKBN287219