TEMPO.CO, Jakarta - Langkah-langkah hukum inkumben Donald Trump tidak menghalangi Presiden Amerika Terpilih Joe Biden untuk mulai merancang inagurasi atau pelantikannya. Menurut Kepala Staf Kepresidenan yang baru, Ron Klain, inagurasi Joe Biden kemungkinan akan lebih sederhana dan kecil dibandingkan versi presiden-presiden sebelumnya.
Dilansir dari Reuters, pandemi COVID-19 menjadi faktor utama yang membuat tim Joe Biden membayangkan pelantikan sederhana. Mereka khawatir perayaan inagurasi besar-besaran malah akan menambah jumlah kasus COVID-19 di Amerika. Per berita ini ditulis, ada 12,5 juta kasus dan 200 ribu lebih kematian akibat COVID-19 di Amerika.
"Menurut saya jelas saja inagurasi kali ini tidak akan sama dengan inagurasi sebelumnya. Tentu kami ingin ada perayaan karena (inagurasi) ini memang perayaan. Walau begitu, kami ingin inagurasi berjalan seaman mungkin," ujar Ron Klain, Senin, 23 November 2020.
Dilansir dari New York Times, tim Joe Biden menimbang inagurasi yang menggabungkan acara virtual serta fisik. Dengan begitu, banyak warga tetap bisa merasakan meriahnya tradisi inagurasi tanpa harus membahayakan diri mereka. Adapun langkah tersebut pernah dipakai dalam Konvensi Nasional Partai Demokrat.
Comparing the crowds at Donald Trump’s and Barack Obama’s inaugurations https://t.co/U4dIVzCKbH pic.twitter.com/zf8hxVDMpO
— The New York Times (@nytimes) January 20, 2017
Baca Juga:
Apabila mengacu pada inagurasi sebelumnya, event itu selalu digelar di Capitol Hill, Washington DC. Di sana, warga-warga Amerika akan berkumpul untuk mendengarkan pembacaan sumpah dan pidato pertama Presiden Amerika baru yang dilantik.
Setelah pembacaan pidato, penonton inagurasi biasanya akan berpesta dan mengawal parade presiden terpilih ke Gedung Putih. Presiden-presiden Amerika sebelumnya, serta anggota legislatif, juga ikut dalam perayaan tersebut.
Ron Klain memprediksi perayaan akan berlangsung meriah sekali apabila tidak diatur sejak sekarang. Ia mengacu pada aksi warga Amerika berbondong-bondong turun ke jalan untuk merayakan kemenangan Joe Biden di Pilpres Amerika awal November lalu.
"Kami tahu warga pasti inginnya ini dirayakan secara meriah," ujar Ron Klain, dikutip dari Reuters.
Saat ini, rekor perayaan inagurasi terbesar masih dipegang oleh Barack Obama. Ketika ia dilantik untuk pertama kalinya sebagai Presiden Amerika, 1,8 juta warga Amerika hadir di inagurasinya.
Di pelantikan periode kedua, jumlahnya berkurang drastis. Kurang lebih nyaris separuhnya. Walau begitu, capaian Barack Obama di periode kedua tetap jauh lebih besar dibandingkan pesaing terdekatnya, Bill Clinton. Ketika Bill Clinton dilantik pada tahun 1993, 800 ribu warga Amerika hadir di sana.
Donald Trump, dengan gaya khasnya, sempat mengklaim pelantikannya lah yang terbesar. Namun, mengacu pada pantauan pakar dan citra fotografi, jumlah peserta inagurasi Donald Trump tidak sampai separuh dari inagurasi pertama Barack Obama. Pakar Sains dari Manchster Metropolitan University di Inggris, Keith Setill, menyebut hanya ada 300-600 ribu peserta pada inagurasi Trump.
ISTMAN MP | REUTERS | NY TIMES | VOX
https://www.reuters.com/article/us-usa-biden-inauguration-idUSKBN2820LG