TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Terpilih, Joe Biden, akan mengumumkan kabinetnya pada Selasa esok, 23 November 2020. Ada yang mengatakan bahwa ia akan mengumumkan semua menteri-menrerinya sekaligus, ada juga yang mengatakan pengumuman akan bertahap.
Sejak dinyatakan memenangkan Pilpres Amerika pada 7 November 2020 lalu, beberapa prediksi berseliweran soal siapa yang akan mengisi kabinetnya. Beberapa nama mantan rival Biden masuk dalam bursa menteri, seperti Bernie Sanders dan Pete Buttigieg. Namun, ada nama baru yang muncul di bursa menteri: Antony J. Blinken.
Dikutip dari New York Times, Senin, 23 November 2020, Antony J Blinken dikabarkan akan diumumkan sebagai Menteri Luar Negeri Amerika yang baru besok, menggantikan Mike Pompeo. Menurut laporan terkait, ia dipilih Joe Biden karena faktor kedekatan dan pengalaman di Kementerian Luar Negeri Amerika.
Blinken memang bukan orang baru di Kementerian Luar Negeri. Ia memiliki pengalaman panjang di sana, bekerja sejak administrasi mantan Presiden Bill Clinton hingga Barack Obama. Di masa pemerintahan Barack Obama, di mana Joe Biden menjadi Wakil Presiden Amerika, Blinken adalah Deputi Menteri Luar Negeri.
Kpeada Joe Biden, Blinken adalah teman dekat sekaligus penasehat. Dilansir dari New York Times, ia banyak memberikan masukan kepada Joe Biden soal rencana-rencana kebijakan luar negerinya. Apalagi, Joe Biden berniat memperbaiki hubungan-hubungan yang rusak akibat aksi inkumben Donald Trump. Hal itu, ditambah pengalaman panjangnya di Kementerian Luar Negeri, membuatnya berpotensi menjadi aset berharga di kabinet.
Antony J. Blinken dikabarkan akan diumumkan sebagai Menteri Luar Negeri Amerika yang baru oleh Presiden AS Terpilih Joe Bien (Sumber: Twitter @ABlinken)
Jika menjadi Menteri Luar Negeri, maka Blinken akan berurusan dengan banyak hal. Selain menenangkan diplomat-diplomat, ia juga perlu menyakinkan kembali sekutu-sekutu Amerika untuk memastikan pengaruh negeri Paman Sam tetap kuat. Hal itu akan sejalan dengan pernyataan Joe Biden selama ini bahwa Amerika memandang Cina dan Rusia sebagai ancaman serta kompetitor.
Di sisi organisasi dan kesepakatan internasional, hal yang perlu diurus Blinken jika terpilih juga tak kalah banyak. Joe Biden berniat kembali memasukkan Amerika ke berbagai pakta yang ditinggalkan oleh Donald Trump. Beberapa di antaranya adalah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kesepakatan Nuklir Iran (JCPOA), dan Kesepakatan Paris soal perubahan iklim.
Menanggapi kabar yang beredar, Kepala Staf Kepresidenan Joe Biden, Ron Klain, enggan mengkonfirmasi. Dilansir dari CNN, ia mengatakan bahwa dirinya hanya bisa mengkonfirmasi kabinet diumumkan besok Selasa dan penyusunan kabinet akan berlangsung lebih cepat dibanding administrasi sebelumnya.
"Kabinet baru Joe Biden akan terlibat lebih seperti Amerika dalam hal ideologi maupun latar belakang," ujar Ron Klain.
Sebelum nama Blinken masuk bursa menteri di kabinet Joe Biden, dua nama yang santer dipertimbangkan adalah Chris Coons, Susan Rice, dan Williams Burns. Chris Coons adalah Senator Demokrat dari Delaware, tempat asal Joe Biden. Di Senat, ia merupakan anggota Komite Hubungan Luar Negeri yang memungkinkan ia untuk memanfaatkan jaringannya di sana untuk kebijakan luar negeri Biden.
Sementara itu, Susan Rice adalah mantan Penasehat Keamanan Nasional dan Duta Besar AS untuk PBB. Ia tidak dekat dengan Joe Biden, namun memiliki pengalaman dengan organisasi PBB. Problemnya, dia memeliki rekam jejak terlibat atas serangan mematikan tahun 2012 terhadap misi AS di Benghazi, Libya.
Terakhir, soal William Burns, dia adalah mantan Deputi Menteri Luar Negeri serta Duta Besar untuk Rusia. Ia juga merupakan negosiator di balik kesepakatan JCPOA. Penglamannya di JCPOA bisa menjadi aset penting untuk Joe Biden yang berencana membawa Amerika kembali ke kesepakatan itu.
ISTMAN MP | NY TIMES | REUTERS | CNN
https://edition.cnn.com/2020/11/10/politics/biden-harris-administration/index.html