TEMPO.CO, Jakarta - Cina telah memperpanjang pelonggaran pembayaran utang negara-negara berkembang sampai total senilai USD 2,1 miliar atau Rp 29 triliun di bawah kerangka kerja G20. Jumlah itu tertinggi diantara negara anggota G20 lain yang memberikan penangguhan pembayaran utang.
Hal tersebut disampaikan Menteri Keuangan Cina Liu Kun menyusul kondisi negara-negara di Afrika yang terpukul oleh wabah Covid-19, krisis utang dan akan membutuhkan bantuan jangka panjang ketimbang program Inisiatif Penangguhan Utang (DSSI) G20. Program DSSI menawarkan pada negara-negara berkembang upaya mengatasi masalah ke depan dan mempertahankan masuknya investasi.
Staf medis berbicara dengan migran di kamp Lajas Blancas, di mana migran dari Afrika, Kuba, dan Haiti terjebak di kamp karena virus corona (Covid-19), selama kunjungan oleh otoritas Panama di Provinsi Darien, Panama, 5 Juni 2020.[REUTERS]
Badan Kerja Sama Pengembangan Internasional Cina, yakni lembaga bantuan milik Beijing dan Export-Import Bank of China serta kreditor bilateral, kompak telah menangguhkan pembayaran utang 23 negara total senilai USD 1,353 miliar (Rp 19 triliun).
Menurut Liu, China Development Bank sebagai kreditor komersial telah menandatangani sejumlah kesepakatan dengan negara-negara berkembang yang melibatkan dana sebesar USD 748 juta sampai akhir September 2020 lalu.
Akan tetapi, jumlah kelonggaran yang diberikan Cina itu terbilang kecil jika dibanding besar utang yang dimiliki negara-negara berkembang ke Cina. Riset Bank Dunia, memperlihatkan utang negara-negara miskin ke negara-negara anggota G20 mencapai USD 178 miliar, di mana 63 persen dari jumlah itu mereka berutang ke Cina.
Amerika Serikat, Cina dan negara-negara anggota G20 lainnya telah menawarkan dukungan ke negara-negara miskin, yang sebagian besar dari Afrika. Kelonggaran (pembayaran utang) diberikan setidaknya sampai pertengahan 2021. Perpanjangan kelonggaran akan diputuskan tahun depan jika memang diperlukan.
Liu meyakinkan Cina punya itikad baik untuk secara finansial membantu negara-negara berkembang dan memberikan dukungan lebih kepada negara yang paling terpukul oleh pandemi virus corona dan beban stress yang berat. Beijing juga ingin memprioritaskan supali vaksin Covid-19 ke negara-negara ekonomi miskin.
Sumber: https://www.reuters.com/article/uk-china-debt-g20/china-has-given-2-1-billion-of-debt-relief-to-poor-countries-finance-minister-idINKBN28009A