TEMPO Interaktif, Sydney: Turnamen selancar air bakal digelar di Australia, Minggu (19/10) untuk mengenang seorang anak perempuan yang tewas dalam tragedi bom Bali 2002. Turnamen tersebut diprakarsai oleh ayah korban.
Korban bernama Chloe Byron masih berusia 15 tahun ketika tewas dalam ledakan yang meluluhlantakkan Sari Club di Kuta, Bali, pada Oktober 2002. Insiden tersebut menewaskan sekitar 88 warga Australia.
Ayah korban, Dave Byron, mempersiapkan turnamen tersebut di Pantai Bondi di Sydney, Australia. "Setiap hari di air adalah hari yang bagus untuk para peselancar, terutama peselancar dengan selancar panjang. Ini sangat bagus bagi pikiran, tubuh, dan spirit, terutama spirit," ujar Dave Byron.
Byron juga mengenang kejadian yang menewaskan anaknya pada 2002. Menurut Byron, ia langsung bergegas ke tempat kejadian beberapa menit setelah ledakan.
"Suasananya seperti dalam pilar raksasa kegelapan, oranye, api yang terus berkobar menggapai angkasa dan ada asap hitam. Itu seperti, saya hanya bisa menggambarkan itu sebagai neraka. jIka melihat itu, Anda akan berpikir, neraka pasti seperti ini," ujar Byron.
Awalnya, ia mencoba meyakinkan dirinya bahwa Chloe selamat. Tetapi, beberapa hari kemudian Byron menelan pil pahit ketika mengetahui Chloe meninggal dunia.
Kenangan atas Chloe pun selalu berkecamuk di benak Byron. "Saya tidak akan pernah menyisir rambut anak perempuan sayalagi, tidak akan pernah memegang pipinya, tidak akan pernah menciumnya, tidak akan pernah memeluknya," ujar Byron.
Untuk mengenang anaknya, Byron menggelar turnamen bertajuk Chloe's Contest. Ini merupakan salah satu turnamen selancar air untuk selancar panjang terbesar di dunia.
"Chloe's Contest adalah hari untuk aloha, dengan semangat aloha. Nikmati saja hari aloha, hari pencerahan. Itu merupakan hari cinta. Itu yang kami lihat," ujar Byron.
ABC| Kodrat Setiawan