TEMPO.CO, Jakarta - Situasi politik yang tidak menentu di Peru membuat mereka punya tiga presiden dalam sepekan. Presiden pertama, Martin Vizcarra, lengser pekan lalu ketika Kongres Peru memutuskan untuk memakzulkannya. Ia kemudian digantikan oleh Manuel Merino yang hanya bekerja lima hari sebelum mundur dan digantikan Francisco Sagasti.
Tugas Sagasti sebagai PLT Presiden hingga pemilu April nanti tidak gampang. Ia dibebani tanggung jawab meredakan krisis Peru akibat pemakzulan Vizcarra. Sagasti pun secara sadar mengatakan bahwa dipilihnya ia sebagai Presiden Peru tidak terasa seperti kemenangan karena terjadi ketika situasi di Peru tidak kondusif, bahkan memakan korban jiwa.
"Ini bukan hari yang pas untuk selebrasi. Kita tidak bisa mengembalikan mereka yang mati dalam unjuk rasa. Tapi, kita bisa bertindak dari Kongres, dari Eksekutif, agar hal itu tidak terjadi lagi," ujar Sagasti dalam pidato pelantikannya, dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa, 16 November 2020.
Sebagai gambaran, pergantian presiden hingga dua kali dalam sepekan adalah imbas dari kebijakan Vizcarra. Vizcarra, yang populer di kalangan warga Peru, memajukan kebijakan anti-korupsi yang pada intinya mengincar figur-figur pemerintahan yang selama ini mendapat imunitas.
Anggota parlemen adalah satu dari sekian banyak hal yang imunitasnya ingin dihapus oleh Vizcarra. Namun, karena Vizcarra melakukannya secara frontal, kebijakan yang ia ambil membuat gerah anggora parlemen. Mereka akhirnya memutuskan untuk menyingkirkan Vizcarra lewat voting mosi tidak percaya.
Pengganti Vizcarra, Manuel Merino, ketiban sial. Pemakzulan Vizcarra memicu kerusuhan di Peru. Ia mencoba mengendalikan situasi dan malah memakan korban jiwa dua orang. Merasa gagal, Merino mengundurkan diri yang kemudian memberi jalan pada Francisco Sagasti dari Partai Morado.
Dibanding Merino, Sagasti lebih diterima oleh warga Peru. Pelantikan mantan pejabat Bank Dunia itu disambut meriah oleh warga di Lima, ibu kota Peru. Warga berharap ia bisa membuat perubahan.
Sebagai PLT Presiden dengan perolehan suara 97 melawan 26, tugas Sagasti tidak hanya meredam situasi di Peru. Ia juga bertanggung jawab menyusun strategi untuk menangani dampak COVID-19 ke perekonomian Peru. Selain itu, ia juga harus mempersiapkan pelaksanaan pemilihan umum.
Shamaila Khan, Direktur Pasar Hutang Negara Berkembang di Alliance Bernstein, menyebut perlu langkah ekstrim dari Sagasti untuk memperbaiki perekonomian Peru dengan cepat. Sebab, di tengah krisis, surat obligasi negara dan nilai tukar Peru anjlok.
"Ketidakstabilan politik sudah menjadi keseharian di Peru beberapa waktu terakhir," ujarnya.
ISTMAN MP | REUTERS