TEMPO.CO, Jakarta - Di saat kebanyakan negara-negara Eropa kesulitan menghadapi gelombang kedua COVID-19, Finlandia malah sebaliknya. Beberapa pekan terakhir, pertumbuhan kasus COVID-19 di sana melamban, bahkan nyaris berhenti. Ternyata, rahasianya adalah kebiasaan warga Finlandia untuk menyindiri atau memiliki ruang personal yang lebih lebar.
Di sisi lain, hal itu juga dibantu oleh populasi Finlandia yang relatif kecil dibandingkan negara-negara Eropa lainnya. Oleh karenanya, lebih mudah baginya untuk melakukan pembatasan sosial karena tidak banyak warga yang mau dan bisa berkumpul juga.
"Zona nyaman pribadi warga Finlandia mungkin lebih luas dibandingkan negara-negara Eropa lainnya. Kami senang menjaga jarak dari orang lain hingga lebih dari satu meter. Kalau terlalu dekat, kami akan merasa tidak nyaman," ujar Mika Salminen, Direktor Otoritas Kesehatan Publik Finlandia, dikutip dari Reuters, Selasa, 17 November 2020.
Per berita ini ditulis, Finlandia tercatat hanya memiliki 19.419 kasus COVID-19. Untuk korban meninggal, tercatat ada 371 orang. Data kumulatif 14 hari untuk jumlah kasus COVID-19 per 100 ribu orang berada di angka 54,2, jauh di bawah angka rata-rata Eropa yaitu 576.
Kegemaran warga Finlandia untuk menyendiri dan jaga jarak terpampang dalam survei Eurobarometer. Sebanyak 73 persen warga menyebut pembatasan sosial pada gelombang pertama relatif gampang dijalani. Bahkan, 23 persen di antara mereka menyebut pembatasan sosial meningkatkan kualitas hidup mereka karena menjadi punya waktu pribadi.
Hasil serupa juga terlihat pada survei Eurofound. Ketika pembatasan sosial pertama dilakukan, mayoritas warga Finlandia secara kompak memilih untuk bekerja dari rumah. Kurang lebih 60 persen karyawan Finlandia memilih bekerja jarak jauh selama pandemi, tertinggi untuk kawasan Eropa.
Hal itu diperkuat dengan dukungan warga Finlandia terhadap program pengendalian COVID-19. Ketika pemerintah mengimbau warga untuk mengunduh aplikasi tracing, 2,5 juta dari 5,5 juta warga Finlandia mengikutinya.
"Hal itu adalah capaian-capaian yang mungkin hanya bisa dimimpikan oleh kolega-kolega kami di negara Eropa lainnya. Kooperasi warga terhadap testing, tracing, dan karantina adalah kunci keberhasilan kami," ujar Salminen.
Pertumbuhan kasus COVID-19 sempat mendekati nol di bulan Juli dan kemudian meningkat sejak September. Namun, peningkatannya cenderung lemban. Untuk berjaga-jaga, warga Finlandia tetap diimbau untuk tidak berpergian ke luar kota.
"Kami senang menyendiri di hutan, berenang di danau. Warga Finlandia menikmatinya karena bisa menjauh dari hiruk pikuk perkotaan," ujar Direktur Asosiasi Kesehatan Mental FInlandia, Kristian Wahlbeck.
ISTMAN MP | REUTERS