TEMPO.CO, Jakarta - Jaksa-jaksa Amerika dikabarkan meminta Jaksa Agung William Barr untuk menarik memonya soal investigasi dugaan kecurangan di Pemilu AS. Sebab, mereka tidak menemukan adanya aktivitas mencurigakan di Pemilu AS yang berlangsung pekan lalu.
Total ada 16 jaksa yang meminta Barr untuk menarik memonya. Ke-16 jaksa tersebut adalah mereka yang memang memiliki tugas untuk mengawal jalannya Pemilu AS tahun ini.
"Memo dari Willaim Barr telah mendorong paksa para jaksa ke dalam konflik politik partisan dan kebijakan tersebut tidak berdasarkan fakta," ujar surat pernyataan para jaksa yang dikutip dari kantor berita Reuters, Sabtu, 14 November 2020.
Seperti diberitakan sebelumnya, Barr melangkahi Direktorat Tindak Pidana Pemilu di Kementerian Kehakiman Amerika untuk memulai investigasi dugaan kecurangan Pemilu AS. Hal itu ia lakukan awal pekan ini dengan mengirimkan memo perintah ke bawahan-bawahannya bahwa investigasi sudah bisa dimulai.
Lebih lanjut, Barr juga meminta agar pengusutan tidak ditunda. Dalam suratnya, Barr secara implisit menyebut hal itu dikarenakan dugaan kecurangan Pemilu AS 2020 berpotensi mengubah hasilnya.
Baca Juga:
Kepala dari direktorat terkait, Richard Pilger, dikabarkan marah besar atas perintah Barr. Menurutnya, apa yang dilakukan Barr adalah intervensi terhadap wewenangnya dan hal itu tidak pernah terjadi di lembaganya dalam 40 tahun terakhir. Sebagai bentuk protes, Pilger mengundurkan diri dari jabatannya.
Per berita ini ditulis, Presiden AS Terpilih Joe Biden masih dianggap sebagai Presiden Amerika Terpilih ke-46. Ia tengah sibuk menyiapkan transisi pemerintahan. Sementara itu, Donald Trump sibuk menggugat Joe Biden di beberapa negara bagian dan belum menunjukkan hasil positif hingga saat ini.
Michigan, misalnya, menolak permintaan kubu Donald Trump untuk menahan pengesahan hasil penghitungan suara di sana. Pertimbangan pengadilan di sana, kubu Donald Trump tidak memiliki cukup bukti kredibel soal dugaan kecurangan Pemilu AS.
ISTMAN MP | REUTERS