TEMPO.CO, Jakarta - Swedia meyakinkan belum akan mengambil langkah lockdown kendati angka positif Covid-19 di negara itu mengalami kenaikan. Pasien meninggal karena virus corona di Swedia sudah lebih dari 6 ribu orang.
Swedia yang berpopulasi 10 juta jiwa mulai mengalami gelombang kedua serangan wabah Covid-19, di mana jumlah kasus harian positif Covid-19 meroket, rumah sakit penuh dan begitu pula angka kematian dalam beberapa pekan terakhir.
Pengunjung berjalan-jalan yang kosong setelah meluasnya pandemik virus corona atau Covid-19 di Stockholm, Swedia, 17 Maret 2020. TT News Agency/Fredrik Sandberg via REUTERS
Pada Jumat, 13 November 2020, dilaporkan ada 5.990 kasus baru Covid-19 atau jumlah tertinggi, yang pernah dialami negara itu. Dalam tiga bulan terakhir, ada 42 pasien Covid-19 yang meninggal. Kendati begitu, strategi negara itu tampaknya belum akan berubah.
“Tidak, kami akan mempertahankan cara ini. Begini cara Swedia mengatasi wabah virus corona. Kami sangat memahami permasalahan ini dan sangat mematuhi aturan,” kata Kepala Epidemologi, Andres Tegnell, Jumat, 13 November 2020.
Bertolak belakang dengan banyak negara lain soal penanganan Covid-19, sekolah-sekolah di Swedia masih beroperasi, begitu pula restoran dan jenis usaha lainnya.
Swedia mengerahkan cara agar masyarakat secara sukarela mempromosikan jaga jarak fisik yang aman dan bersikap higienis, seperti bekerja dari rumah, menghindari transportasi umum dan aktivitas di dalam ruangan yang penuh orang.
Sumber: https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-sweden-tegnell/second-wave-same-strategy-swedish-covid-19-czar-defiant-despite-surge-idUSKBN27T2R1