TEMPO.CO, - Menteri Luar Negeri Georgia Brad Raffensperger mengatakan daerahnya akan menghitung ulang semua surat suara pemilihan umum Amerika Serikat (Pemilu AS). Penghitungan dilakukan secara manual lantaran margin perolehan suara antara Presiden Donald Trump dan Joe Biden sangat kecil.
Penghitungan suara di Georgia menunjukkan Joe Biden mengungguli Donald Trump dengan selisih 14.101 suara dari sekitar 5 juta di seluruh negara bagian. "Benar-benar harus melakukan penghitungan ulang dengan tangan karena marginnya sangat dekat. Kami ingin memulainya sebelum pekan ini habis," kata Raffensperger dikutip Reuters, Kamis, 12 November 2020.
Ia mengatakan petugas akan lembur untuk memastikan penghitungan ulang selesai tepat waktu. Petugas akan menghitung ulang dengan disaksikan perwakilan kedua kandidat.
Menurut Raffensperger, petugas harus menghitung ulang minimal 23 ribu surat suara dalam waktu satu jam untuk sembilan hari ke depan. Penghitungan ulang harus selesai pada 20 November 2020. “Orang-orang akan banyak bekerja lembur selama beberapa pekan mendatang,” katanya.
Namun studi dari Fair Vote menunjukkan bahwa dari 31 penghitungan ulang di seluruh negara bagian antara 2000 dan 2019, hanya tiga yang hasilnya berubah.
Rata-rata penghitungan ulang mengubah selisih sebesar 0,024 persen. Margin ini tentu jauh lebih kecil daripada yang dibutuhkan Donald Trump untuk membatalkan kemenangan Joe Biden. Biden saat ini memimpin Trump di Georgia dengan 49,5 persen berbanding 49,2 persen.
Dua senator Georgia dari Partai Republik, David Perdue dan Kelly Loeffler, mendesak koleganya di partai, Raffensperger, untuk mengundurkan diri atas manajemen Pemilu AS. Namun, mereka tidak menunjukkan bukti kecurangan.
AHMAD FAIZ | REUTERS
Sumber: https://www.reuters.com/article/uk-usa-election-georgia-recount/georgia-to-re-count-presidential-election-ballots-by-hand-idUKKBN27R2BJ