TEMPO.CO, Jakarta - Raja Salman dan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman pada Ahad mengucapkan selamat atas terpilihnya Joe Biden dan Kamala Harris sebagai presiden dan wakil presiden Amerika Serikat.
Saudi Press Agency melaporkan pada 19:32 PM waktu Saudi, Kerajaan Arab Saudi menyampaikan ucapan resmi kepada Joe Biden, yang telah mengalahkan Donald Trump dalam persaingan ketat pemilu AS.
"Raja Salman memuji hubungan yang lular biasa, bersejarah dan dekat antara kedua negara sahabat dan rakyat mereka yang semua orang ingin perkuat dan kembangkan di semua tingkatan," kata Saudi Press Agency, dikutip dari Reuters, 9 November 2020.
Arab Saudi akhirnya memberi selamat kepada Joe Biden pada hari Minggu atas kemenangan pemilihannya, lebih dari 24 jam setelah dia mengalahkan Donald Trump, yang memiliki hubungan pribadi yang dekat dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Hubungan Pangeran Mohammed dengan Trump telah meredupkan kritik internasional atas dugaan pelanggaran HAM putra mahkota atas pembunuhan Khashoggi, peran Kerajaan Saudi dalam perang Yaman dan penahanan aktivis perempuan.
Kasus itu kini dapat menjadi pemicu gesekan antara Joe Biden dan Arab Saudi, eksportir minyak utama dan pembeli senjata AS.
"Satu-satunya hal yang lebih buruk dari Covid-19 adalah BIDEN-20," tulis pengguna Twitter Saudi, Dr Muna, sementara banyak pengguna media sosial Saudi lainnya mengabaikan hasilnya pada jam-jam awal setelah jaringan media AS melaporkan Biden menang.
Sementara sumber politik Saudi mengecilkan risiko perselisihan antara kerajaan dan Amerika Serikat, merujuk pada hubungan bersejarah Riyadh dengan Washington.
Tapi surat kabar Okaz Arab Saudi membunyikan rasa ketidakpastian tentang bagaimana masa depan peta hubungan Kerajaan Saudi. "Wilayah ini sedang menunggu ... dan bersiap ... untuk apa yang terjadi setelah kemenangan Biden," tulisnya di artikel halaman depan.
Presiden Donald Trump bersama dengan Pangeran Arab Saudi Mohammed bin Salman di Gedung Putih, Washington, 20 Maret 2018. REUTERS/Jonathan Ernst/File Photo
Neil Quilliam, peneliti di lembaga pemikir Chatham House Inggris, mengatakan pemerintahan Joe Biden kemungkinan akan berusaha untuk memberi sinyal sejak awal ketidakpuasannya dengan kebijakan dalam dan luar negeri Saudi.
"Pimpinan Saudi prihatin bahwa pemerintahan Biden dan Kongres yang bermusuhan akan melakukan tinjauan penuh atas hubungan, termasuk mengevaluasi kembali hubungan pertahanan dan karena itu kemungkinan akan membuat suara positif dan bergerak untuk mengakhiri konflik Yaman," katanya.
Arab Saudi adalah pendukung antusias dari sanksi keras Trump terhadap saingan regional Iran. Tapi Joe Biden mengatakan dia akan kembali ke pakta nuklir 2015 antara kekuatan dunia dan Teheran, kesepakatan yang dinegosiasikan ketika Biden menjadi wakil presiden dalam pemerintahan Barack Obama.
Sumber politik Saudi mengatakan kerajaan memiliki kemampuan untuk berurusan dengan presiden mana pun karena AS adalah negara institusi, dan ada banyak pekerjaan institusional antara Arab Saudi dan Amerika Serikat.
"Hubungan Saudi-AS sangat dalam, berkelanjutan, dan strategis serta tidak rawan berubah karena presiden berubah," ujarnya.
Pangeran Mohammed bin Salman telah membantah memerintahkan pembunuhan Jamal Khashoggi, tetapi pada 2019 dia mengakui pembunuhan itu di bawah pengawasannya. Arab Saudi telah memenjarakan delapan orang antara tujuh dan 20 tahun dalam kasus pembunuhan Jamal Khashoggi.
Sumber:
https://uk.reuters.com/article/uk-usa-election-saudi/saudi-arabia-finally-congratulates-biden-on-his-win-idUKKBN27O0HQ