TEMPO.CO, - Pemerintah Austria mengakui lengah soal teror yang terjadi di Wina pada Senin malam kemarin. Menteri Dalam Negeri Karl Nehammer mengatakan bahwa intelijen Austria sudah mendapat peringatan sebelumnya dari Slowakia soal pelaku.
Nehammer menuturkan pihak Slowakia memperingati Austria bahwa pelaku yang diidentifikasi bernama Kujtim Fejzulai, 20 tahun, sempat mencoba membeli senjata. "Pada langkah selanjutnya jelas ada kegagalan komunikasi,” katanya dikutip dari The Australian, Kamis, 5 November 2020.
Kelengahan ini akhirnya berbuntut pada aksi penembakan Fejzulai di pusat kota, beberapa jam sebelum Austria memberlakukan karantina wilayah. Peristiwa ini menewaskan empat orang. Teror baru berhenti setelah polisi menembak mati Fejzulai.
Pascaserangan polisi menahan 14 orang. Mereka yang ditahan berusia 18 hingga 28 tahun berasal dari komunitas minoritas. "Beberapa bukan warga negara Austria," kata Nehammer.
Polisi mengatakan mereka yang ditahan diduga mendukung aksi Fejzulai namun perannya masih belum jelas. Belakangan aparat mengatakan bahwa Fejzulai bergerak sen diri.
Fejzulai diketahui pernah dihukum 22 bulan penjara pada April tahun lalu karena mencoba pergi ke Suriah dan bergabung dengan ISIS. Tapi dia dibebaskan dalam masa percobaan pada Desember dan telah dirujuk untuk mengikuti program deradikalisasi.
ISIS mengatakan pada hari Selasa bahwa pihaknya bertanggung jawab atas penembakan itu.
THE AUSTRALIAN
Sumber
https://www.theaustralian.com.au/world/vienna-shooting-gunman-tried-to-buy-ammo-slovakia-warned-austria/news-story/31eab6335a9fabb1803f4f7ebf750661