TEMPO.CO, - Kepolisian Amerika Serikat menangkap 10 orang di Portland dan 50 lainnya di New York dalam aksi unjuk rasa yang berlangsung pada malam hari usai pemilihan umum (Pemilu AS). Demonstran mendesak agar penghitungan suara tetap dilanjutkan tanpa hambatan apapun.
“Semua kerusuhan terjadi di pusat kota. Kami telah melakukan 10 penangkapan,” kata juru bicara Kepolisian Portland dikutip dari Reuters, Kamis, 5 November 2020.
Demonstrasi terlihat di beberapa kota AS lainnya seperti Atlanta, Detroit, New York, dan Oakland. Di New York, massa dilaporkan berbaris di sepanjang Fifth Avenue Manhattan. "Hitung setiap suara!" teriak mereka.
Unjuk rasa di New York mulanya berlangsung damai dan massa sempat membubarkan diri. Namun, seperti dilaporkan WABC-TV, beberapa orang kembali, menyalakan api dan melakukan perusakan.
Kepolisian New York mengatakan bahwa petugas tidak akan mentolerir aktivitas ilegal. "Kami mendukung hak setiap orang untuk mengekspresikan diri, tetapi menyalakan api menempatkan orang lain dalam risiko tidak akan ditolerir," tulis NYPD di Twitter.
Sebelumnya, Presiden Donald Trump mengklaim dirinya menang dari Joe Biden meski jutaan suara belum seluruhnya dihitung. Trump menyatakan akan menggugat ke Mahkamah Agung AS dan membawa masalah ini ke pengadilan federal untuk menghentikan penghitungan suara.
Pernyataan Trump ini bukan hal yang aneh. Pasalnya ia kerap meragukan pemilihan via pos. Dengan pandemi Covid-19 jumlah warga AS yang memilih via pos pun melonjak. Alhasil waktu untuk menghitung surat suara ini bisa berhari-hari
Kubu calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, mengecam pernyataan Donald Trump itu. "Sangat keterlaluan, belum pernah terjadi sebelumnya, dan tidak benar," kata Manajer Kampanye Biden, Jen O’Malley Dillon, dikutip dari USA Today, Rabu, 4 November 2020.
Dillon mengatakan pernyataan capres dari Partai Republik itu keterlaluan. "Ini adalah upaya telanjang untuk mengambil hak-hak demokratis warga negara Amerika," ucap dia.
REUTERS | FOXNEWS
Sumber
https://www.foxnews.com/us/nyc-police-election-protests
https://www.reuters.com/article/BigStory12/idUSKBN27L0LN