TEMPO.CO, Jakarta - Turki pada Rabu, 4 November 2020, memutuskan untuk sementara menghentikan pencarian korban gempa. Jumlah korban tewas dalam gempa Turki mencapai 116 orang.
Gempa Turki persisnya terjadi pada Jumat, 30 November 2020, di wilayah barat Kota Izmir, Turki dan sebuah pulau di Yunani. Gempa itu adalah bencana paling mematikan di Turki setelah hampir satu dekade.
Petugas mengevakusi bocah bernama Ayda Gezgin yang tertimpa reruntuhan bangunan akibat gempa di Izmir, Turki, 3 November 2020. Ayda ditemukan dalam kondisi tidak mengalami luka terbuka dan kondisinya benar-benar sehat. Turkish Gendarmerie Search and Rescue Battalion (JAK)/Turkish Interior Ministry/Handout via REUTERS
Jumlah korban luka-luka di Izmir tercatat 1.035 orang dan 137 dari jumlah tersebut masih di rawat. Otoritas Manajemen Bencana dan Kedaruratan Turki (AFAD) mengatakan telah melakukan upaya pencarian dan penyelamatan di 17 gedung runtuh atau ambruk. Sekarang ini, AFAD sedang membersihkan puing-puing yang menggunung.
Lebih dari 2.790 tenda didirikan dan lebih dari 10.222 tempat tidur didistribusikan ke area bencana. Dalam laporan AFAD disebutkan pula 22 perahu tenggelam dan 43 perahu kandas karena dampak gempa.
Turki adalah negara yang dilintasi garis patahan dan rawan gempa bumi. Dalam gempa 2011 silam di timur Kota Van, lebih dari 500 orang tewas. Sedangkan dalam gempa Januari 2020 lalu di wilayah timur Kota Elazig, ada 41 orang meninggal.
Turki diguncang gempa dahsyat dan mematikan pada 1999 di wilayah utara negara itu. Jumlah korban tewas saat itu mencapai 18 ribu orang.
Sumber: https://www.reuters.com/article/us-turkey-quake/aegean-quake-toll-rises-to-116-as-turkey-ends-search-idUSKBN27K0HK
