TEMPO.CO, Jakarta - Kanselir Austria Sebastian Kurz mengungkap pihaknya bukan hanya akan memerangi terorisme, tetapi juga ideologi dibelakangnya. Komitmen itu diucapkan Kurz setelah serangan teror berupa aksi penembakan pada Senin malam, 2 November 2020 di enam titik berbeda di area Ibu Kota Wina.
Saat berita ini diturunkan, setidaknya empat orang dilaporkan tewas dan lebih dari 22 orang luka-luka. Diantara korban luka terdapat satu aparat kepolisian yang sekarang dalam kondisi stabil setelah menjalani operasi.
Sebastian Kurz. REUTERS
Dalam sebuah wawancara dengan media, Kurz meyakinkan ada satu pelaku penembakan dan kemungkinan pelaku itu sendirian. Otoritas Austria sebelumnya sudah waswas kalau pelaku tidak bertindak sendirian dan mungkin ada sekelompok besar orang bersenjata dalam serangan ini.
Pelaku penembakan di identifikasi bernama Fejzulai Kujtim, 20 tahun-an, yang tinggal di St. Poelten atau sekitar 33 mil dari wilayah barat Wina.
Kurz memastikan situasi di negaranya, khususnya Ibu Kota Wina, sudah terkendali. Otoritas sedang menggali kemungkinan adanya pelaku lain yang terlibat atau membantu aksi penembakan ini.
“Selama 24 jam terakhir, kami telah menahan 14 orang. Sekarang, kami akan mencari tahu dalam beberapa hari ke depan apakah pelaku ini bagian dari suatu jaringan atau bukan,” kata Kurz.
Kurz mengkonfirmasi pelaku penembakan ini (Fejzulai Kujtim) lahir di Austria dan latar belakang keluarganya berasal dari Macedonia Utara. Sejauh yang diketahui pihaknya, pelaku adalah pendukung kelompok Islamic State atau ISIS.
Sumber: https://edition.cnn.com/2020/11/03/europe/vienna-shooting-nov-3-intl/index.html