TEMPO.CO - Presiden Rusia Vladimir Putin kembali memediasi perdamaian antara Armenia dan Azerbaijan terkait konflik di Nagorno-Karabakh. Ia menghubungi pemimpin kedua negara secara terpisah pada 1 dan 2 November 2020.
"Pada tanggal 1 November dan 2 November, Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan panggilan telepon dengan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan dan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev. Masalah penyelesaian konflik Nagorno-Karabakh dibahas secara menyeluruh," bunyi pernyataan resmi pemerintah Rusia dikutip dari TASS, Selasa, 3 November 2020.
Dalam Klub Diskusi Valdai pada 22 Oktober, Putin mengklaim tidak ada yang lebih tertarik pada penyelesaian konflik di Nagorno-Karabakh selain Rusia. Menurut dia, ia memiliki hubungan dekat dengan Pashinyan dan Aliyev dan berbicara dengan mereka di telepon beberapa kali sehari.
Pertempuran di Nagorno-Karabakh meletus pada 27 September dan merupakan yang terburuk di wilayah Kaukasus Selatan itu sejak 1990-an. Dua upaya gencatan senjata yang difasilitasi oleh Rusia gagal.
Angkatan bersenjata Azeri menembakkan artileri saat pertempuran antara Armenia dan Azerbaijan di atas wilayah Nagorno-Karabakh pada 28 September 2020. Puluhan tentara telah tewas pada hari kedua di mana bentrokan antara pasukan Azerbaijan dan Armenia. Defence Ministry of Azerbaijan/Handout via REUTERS
Terbaru, AS melalui Menteri Luar Negeri Mike Pompeo menemui menteri luar negeri Armenia dan Azerbaijan pekan lalu. Kedua negara lalu sepakat gencatan senjata pada Ahad 26 Oktober.
Namun tak berselang lama Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukan Armenia telah menyerang desa-desa di wilayah Terter dan Lachin, yang terletak di ujung-ujung zona konflik. Pihak berwenang di Nagorno-Karabakh membantahnya.
Arayik Harutyunyan, presiden daerah kantong etnis Armenia, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukan Azerbaijan lah yang melanjutkan serangan di sepanjang garis kontak pada paruh kedua hari itu.
Sumber
https://tass.com/world/1219289