TEMPO.CO, Jakarta - Milisi Daesh menyerang Fakultas Hukum dan Jurnalistik Universitas Kabul, Afghanistan pada Senin kemarin, 2 November 2020. Sebanyak 25 orang tewas, 22 luka-luka. Adapun kelompok Daesh mengaku serangan tersebut ditujukan kepada para calon hakim dan penyelidik yang akan lulus.
"Kelompok Daesh mengaku mengincar calon hakim dan penyelidik yang baru lulus dan akan bergabung dengan barisan murtad di Pemerintahan Afghanistan," ujar keterangan lembaga monitoring teror Afghanisan, SITE Inteligence Group, dikutip dari Arab News, Selasa, 3 November 2020.
Mengaitkan motif tersebut dengan aksi milisi Daesh beberapa waktu terakhir, mereka memang tergolong sering mengincar lembaga pendidikan. Pekan lalu saja, milisi Daesh menyerbu lembaga bimbingan belajar di kota Dasht-e-Barchi. Dalam insiden tersebut, 24 pelajar tewas dan 100 luka-luka.
Peristiwa serupa terjadi tahun lalu. Milisi Daesh melakukan serangan bom ke Universitas Kabul dan menewaskan 8 orang. Di tahun 2016, milisi Daesh menyerang Universitas Amerika di Kabul, menewaskan 13 orang.
Selain sekolah, target milisi Daesh selama ini adalah kawasan yang padat Muslim Shiite seperti Dasht-e Barchi. Selain serangan teror pekan lalu, milisi Daesh sempat menyerang rumah sakit Dasht-e-Barchi pada bulan Mei lalu, menewaskan 25 orang. Beberapa di antara korban adalah bayi yang baru lahir.
Kembali ke peristiwa teror di Universitas Kabul, tiga pelaku utamanya telah tewas ditembak aparat Afghanistan. Namun, dalam keterangan milisi Daesh, hanya dua prang yang diakui sebagai anggota mereka alias kontradiktif dengan laporan aparat soal tiga penyerang. Hingga berita ini ditulis, belum terungkap siapa saja para penyerang.
ISTMAN MP | ARAB NEWS