TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab, pede lockdown nasional COVID-19 bisa dihindari. Hal tersebut menyusul keputusan Inggris untuk tidak mengikuti langkah negara-negara tetangganya yang melakukan lockdown COVID-19 nasional .
"Saya tidak percaya bahwa lockdown nasional itu tidak terhindarkan. Namun, (tindakan) kami mengacu pada laju penyebaran virus (COVID-19)," ujar Dominic Raab, sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Jumat, 30 Oktober 2020.
Diberitakan sebelumnya, Inggris memilih untuk melakukan lockdown secara selektif dibanding lockdown penuh. Dengan kata lain, lockdown hanya dilakukan di sejumlah kota saja yang dirasa laju penyebaran COVID-19-nya tergolong parah. Menurut Pemerintah Inggris, lockdown nasional lebih banyak berdampak buruk dibandingkan positif, terutama terhadap perekonomian.
Salah satu kawasan yang dikenai lockdown adalah West Yorkshire di mana terdapat kota Leeds, Bradford, dan Wakefield. Per hari Senin nanti, mereka akan menjalani lockdown tingkat tiga untuk memastikan COVID-19 tidak menyebar.
Strategi Inggris kontras dengan negara-negara tetangganya seperti Prancis, Jerman, dan masih banyak lagi. Jerman, misalnya, melarang warga berpergian dan mengimbau semua kegiatan perkantoran untuk dilakukan dari rumah. Hal yang diperbolehkan buka hanyalah pertokoan dan sekolah, itu pun dengan protokol kesehatan ketat.
"Kami menerapkan strategi tersebut agar kota dengan laju penyebaran rendah tidak terpukul dan diperlakukan lebih adil. Dengan begitu, kami bisa menghindari langka drastis yang tidak perlu karena akan berdampak ke ekonomi," ujar Dominic Raab.
Per berita ini ditulis, Inggris tercatat memiliki 965 ribu kasus dan 45 korban meninggal akibat COVID-19. Pencapaian tersebut menempatkan Inggris di urutan kesembilan dalam hal negara paling terdampak COVID-19, di atas Mexico dan di bawah Kolombia.
Menurut catatan dari Imperial College, jumlah kasus baru COVID-19 di Inggris berpotensi bertambah terus. Perhitungannya, akan berlipat ganda setiap sembilan hari.
ISTMAN MP | REUTERS