TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Inggris bakal menempuh semua cara untuk menghindari penerapan lockdown nasional atau karantina wilayah secara nasional terkait upaya menekan penyebaran kasus baru Covid-19.
Ini karena pemerintah Inggris menilai penerapan lockdown nasional lebih banyak berdampak buruk dibandingkan positif bagi perekonomian.
“Penilaian pemerintah saat ini adalah penerapan lockdown nasional tidak tepat. Itu hanya lebih banyak berdampak buruk dibandingkan positif,” kata Robert Genrick, menteri Perumahan Rakyat Inggris, seperti dilansir Reuters pada Jumat, 30 Oktober 2020.
Menurut Genrick, penerapan lockdown nasional justru berdampak buruk bagi perekonomian dan kehidupan masyarakat. Namun, pemerintah tetap mengevaluasi penerapan penanganan Covid-19, yang sedang berjalan.
Studi dari Imperial College di Inggris menunjukkan virus Covid-19 sempat melambat penyebarannya pada musim panas pada September.
Namun, kasus baru Covid-19 justru meningkat setiap 9 hari dengan nyaris 100 ribu warga Inggris terpapar virus ini setiap hari.
Sejumlah ilmuwan meminta pemerintah Inggris menerapkan langkah penangan yang lebih drastis untuk menekan penyebaran Covid-19. Steven Riley dari Imperial College, mengatakan Inggris perlu menerapkan lockdown yang lebih cepat jika akan menempuh cara ini seperti yang dipilih Jerman dan Prancis.
Sedangkan utusan khusus WHO, David Nabarro, mengaku merasa terkejut dan terganggu dengan penyebaran cepat Covid-19 di seluruh wilayah Eropa. Inggris saat ini mencatat ada sekitar 968 ribu kasus Covid-19 dengan 46 ribu orang meninggal dan 2,800 orang sembuh.
Sumber