TEMPO.CO, Jakarta - Para pemimpin Uni Eropa bersepakat untuk membagikan vaksin Covid-19 secara merata di antara negara anggota.
“Kami sangat setuju. Ini ditekankan berulang kali untuk menjamin distribusi yang adil antara negara anggota terkait kontrak yang ditandatangani oleh Komisi dan pihak terkait dalam beberapa pekan mendatang,” Charles Michel, Presiden Dewan Eropa, seperti dilansir Reuters pada Jumat, 30 Oktober 2020, seusai melakukan pertemuan puncak lewat video conference.
Eropa mulai menghitung biaya penerapan pembatasan kegiatan sosial secara besar-besaran atau lockdown nasional untuk meredam penyebaran virus Covid-19. Pemerintah Jerman dan Prancis telah memerintahkan pemberlakukan lockdown nasional kedua.
“Jumlah total kasus meningkat dari 7 menjadi 9 juta kasus dalam 14 hari. Eropa telah melampaui 10 juta kasus,” kata Hans Kluge, direktur regional untuk Eropa di WHO.
Kluge mengatakan jumlah korban meninggal di Eropa juga telah bertambah sebanyak 32 persen pada pekan lalu. Menurut dia, pemakaian masker wajah bisa membantu menyelamatkan nyawa sebanyak 266 ribu hingga 1 Februari 2021 di 53 negara Uni Eropa.
Pemerintah Jerman dan Prancis telah menerapkan kembali lockdown nasional seperti pada Maret dan April. Pemerintah kedua negara menutup bar dan restoran, dan membatasi pergerakan publik. Namun, mayoritas sekolah dan kegiatan usaha tetap buka.
Namun, pemerintah Inggris, yang merupakan negara dengan jumlah korban Covid-19 terbanyak di Eropa, akan tetap menerapkan sistem lockdown lokal di kota-kota yang mengalami lonjakan kasus.
“Penilaian pemerintah saat ini adalah lockdown nasional menyeluruh tidak tepat. Itu akan membahayakan daripada bermanfaat,” kata Robert Jenrick, menteri Perumahan Inggris, kepada Radio Times.
Sumber