TEMPO.CO, Jakarta - Calon Presiden dari Partai Demokrat Joe Biden melihat kemungkinan Presiden Amerika Serikat Donald Trump masih bisa memenangkan pemilu 2020 berkaca pada bagaimana dia berupaya dalam pemilu ini.
“Saya satu dari banyak teman-teman atau kompetitor itu. Ini belum selesai sampai bel berbunyi dan saya merasa tahayul ketika saya memprediksi apapun selain ini akan menjadi pertarungan yang sulit. Kami (Biden dan tim) merasa baik-baik saja dengan posisi kami saat ini, namun Anda tahu saya tidak meremehkan bagaimana dia (Trump) bermain,” kata Biden dalam acara ’60 Minutes’ yang disiarkan CBS, Minggu, 25 Oktober 2020, saat ditanya apakah Presiden Trump masih bisa mengalahkannya.
Calon presiden AS dari Partai Demokrat dan mantan Wakil Presiden Joe Biden. REUTERS/Mark Makela
Menurut Biden, Presiden Trump sedang mencoba mendelegitimasi pemilu dan dampak semua upaya itu diduga untuk membuat masyarakat bertanya-tanya apakah mereka harus memberikan suara atau tidak, apakah sepadan memberikan hak suara itu. ini semua hanya semacam faktor intimidasi.
Presiden Trump sudah lama meragukan keabsahan surat suara yang masuk dan berulang kali membuat klaim palsu bagaimana surat suara itu masuk dan dihitung.
“Yang membuat saya senang adalah banyaknya jumlah pemilih di beberapa negara bagian yang melakukan pemungutan suara lebih awal dari jadwal,” kata Biden.
Komentar Biden itu muncul bersamaan dengan sejumlah jajak pendapat, di mana Biden secara nasional diprediksi unggul, bahkan di hampir setiap swing state.
Tim kampanye Biden telah membuat jadwal kampanye bagi Biden pada Selasa, 27 Oktober 2020 ke Georgia dan ke California untuk calon wakilnya, Kamala Harris pada Jumat 30 Oktober 2020. Pemilu Amerika Serikat bakal dilakukan pada 3 November 2020.
“Saya harap akan ada banyak orang yang memberikan suaranya untuk saya karana saya apa adanya,” kata Biden.
Dalam wawancara itu, Biden mengaku akan mempertahankan beberapa kebijakan, di mana Trump dan politikus Partai Republik itu sendiri saling serang. Dia mengatakan masyarakat Amerika Serikat atau perusahaan di negara itu yang berpenghasilan lebih dari USD 400 ribu per tahun, harus mengalami kenaikan pajak penghasilan, namun masyarakat yang berpenghasilan kurang dari USD 400 ribu akan membayar biaya pajak yang sangat ringan.
“Ini adalah sebuah jaminan, sebuah janji. Saya memberikan janji yang saya ucapkan sebagai seorang Biden. Ini sebuah jaminan,” kata Biden.
Biden meyakinkan tidak akan ragu menaikkan pajak bagi kalangan orang-orang kaya Amerika Serikat, meski pun perekonomian saat ini sedang terseok akibat dampak pandemi virus corona.
Sumber: https://edition.cnn.com/2020/10/25/politics/joe-biden-60-minutes-donald-trump-election/index.html