TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan ada seruan aksi boikot produk asal negaranya di sejumlah negara di Timur Tengah terutama untuk produk makanan.
Kemenlu juga mengatakan ada seruan untuk menggelar unjuk rasa terkait penggunaan konten kartun Nabi Muhammad di sebuah sekolah Prancis.
Warga Muslim menilai pembuatan kartun nabi sebagai bentuk penghinaan.
“Seruan untuk boikot ini tidak berdasar dan harus segera dihentikan termasuk semua serangan terhadap negara kita, yang dilakukan oleh minoritas radikal,” begitu pernyataan kemenlu Prancis seperti dilansir Reuters pada Ahad, 25 Oktober 2020.
Kemenlu Prancis juga meminta otoritas di negara Timur Tengah untuk melarang ajakan boikot untuk membantu perusahaan Prancis dan memastikan keselamatan warganya.
Penggunaan kartun nabi oleh seorang guru bernama Samuel Paty di Prancis berujung serangan terhadap guru sejarah itu. Seorang remaja keturunan Chechnya menyerang guru itu di luar gedung sekolah lalu memenggalnya.
Kementerian Luar Negeri Kuwait mengatakan menteri telah bertemu duta besar Prancis. Menlu Kuwait mengecam tindakan pembunuhan kejam itu. Namun, menlu Kuwait juga menekankan perlunya menghindari tindakan yang menghina ajaran agama lain dalam pernyataan politik dan resmi pemerintahan.
“Karena itu bisa memanasi kebencian, permusuhan dan rasisme,” begitu cuitan dari kemenlu Kuwait seperti dilansir Reuters.
Secara terpisah, Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, mengatakan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, telah menyerang Islam karena mendorong penggunaan kartun nabi.
Dalam pernyataan di Twitter, Macron mengatakan Prancis menghormati semua perbedaan dengan semangat damai tapi tidak menerima ujaran kebencian dan membela debat yang masuk akal. “Kami tidak akan menyerah, selamanya,” kata Macron.
Sumber